CONTOH METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN
I.
PENDAHULUAN
Pada Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Sidoharjo - Gabugan -
Gemolong Kab. Sragen berikut ini kami sampaikan Metode
Pelaksanaan Pekerjaan, sehingga dalam proses dan hasil yang tercapai nanti
sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Paket Pekerjaan ini berlokasi di Kabupaten
Sragen pada ruas Jalan Peningkatan Jalan Sidoharjo - Gabugan -
Gemolong Kab. Sragen dengan penanganan
efektif berupa perkerasan jalan rigid/cor beton dengan
panjang total 1000 m dan
Lebar 6 m . Selain itu terdapat pekerjaan penunjang lainnya, untuk lebih jelasnya semua
pekerjaan pada paket ini antara lain :
DIVISI 1. UMUM
1.1 Mobilisasi.
1.2 Manajemen & Keselamatan Lalu Lintas
DIVISI 2. DRAINASE
2.1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.2. Pasangan Batu dengan Mortar
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
3.1. Timbunan
Pilihan dari Galian
3.2. Galian
Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter
3.3. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold
Milling Machine
3.4. Galian Perkerasan Berbutir
3.5. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
3.6. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
3.7. Penyiapan Badan Jalan
DIVISI 4.PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.1. ......................
4.2. ......................
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON
SEMEN
5.1. Lapis
Pondasi Agregat Klas A
5.2. Perkerasan
Beton Semen (tanpa tulangan)
5.3. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
DIVISI 6. PERKERSAN ASPAL
6.1. …………….
6.2. …………….
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1. Beton
mutu sedang, fc’ 20 MPa (K-250)
7.2. Beton
mutu rendah, fc’= 10 MPa (K-125)
7.3 Baja
Tulangan U24 Polos
7.4 Baja
Tulangan U24 Polos (untuk perkerasan beton)
7.5 Baja
Tulangan U32 Ulir
7.6 Pengadaan
dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu Jalan dari Bambu
7.7. Pasangan Batu
DIVISI
8. PENGEMBALIAN KONDISI
DAN PEKERJAAN MINOR
8.1. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
8.2. Marka Jalan Termoplastik (3 mm)
8.3. Patok Pengarah
8.4. Patok Kilometer
8.5. Patok Hektometer
DIVISI
10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
10.1. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
10.2. Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air,
Galian dan Timbunan
10.3. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan
10.4. Pemeliharaan Rutin Jembatan
Dengan penanganan tersebut diharapkan dapat
memperbaiki kerusakan jalan pada ruas jalan Peningkatan Jalan Sidoharjo -
Gabugan - Gemolong Kab. Sragen .
II.
METODE PENYELESAIAN
Tahapan
penyelesaian pada paket Peningkatan
Jalan Sidoharjo - Gabugan - Gemolong Kab. Sragen adalah sebagai berikut :
- PCM ( Pre Construction Metting )
Setelah adanya perjanjian kontrak kemudian
dilakukan rapat untuk menyamakan persepsi antara penyedia jasa dan direksi,
tentang hal – hal yang berkaitan dengan proyek yang akan dilaksanakan.
- Mobilisasi Alat dan Personil
Penyedia jasa memulai pekerjaan dengan mobilisasi
alat dan personil, bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.
- Pengukuran Awal
Pengukuran dilakukan untuk menentukan titik awal
dan titik akhir pekerjaan, serta menentukan titik-titik yang berkaitan dengan
pekerjaan – pekerjaan yang ada dalam paket pekerjaan tersebut.
- Rekayasa Lapangan
Rekayasa Lapangan dilakukan Penyedia Jasa bersama-sama dengan Direksi, Survey ini dilaksanakan untuk
mencari dan mengetahui data-data akurat dilapangan yang berkaitan erat dengan
design yang ada dan juga berhubungan dengan volume-volume pekerjaan.
5.
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis
pondasi kelas A adalah bagian
perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis
pondasi ini antara lain yaitu:
-
Sebagai
bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda.
-
Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
-
Memberikan
bantalan terhadap lapisan permukaan.
Pada proyek pembangunan jalan, material
agregat yang di pakai sama yaitu batu pecah yang sudah di olah dengan mesin
stone cruser dan gradasi atau ukuran di buat sama sesuai spesifikasi yang di
butuhkan untuk pembuatan pondasi jalan raya. Pada pekerjaan pondasi jalan raya
di bagi menjadi dua segmen yaitu meliputi pekerjaan perkerasan lapis pondasi
agregat kelas A
20 cm, selanjutnya pekerjaan pondasi atas yang di
sebut juga perkerasan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal 20 cm. Pada proyek
pembangunan jalan material agregat lapis pondasi di datangkan langsung dari base
camp. Gambar material pondasi dapat di lihat di bawah. Pada proses
pekerjaan lapis pondasi terdiri dari penghamparan material, pemadatan,
penyiraman dan yang terakhir uji CBR.
Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan Agregat Lapis Pondasi A
1. Penghamparan
Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses
meratakan agregat lapis pondasi setelah proses angkut menggunakan dump truk
dari base camp. Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan
apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air
dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di
atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan
oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan
material agregat lapis pondasi menggunakan Motor Grader. Setelah material
sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya
yaitu di padatkan menggunakan alat pemadat vibratory roller.
2. Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat
Lapis Pondasi
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya
berat volume kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir
agregat seperti krikil dan pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci
sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan
pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan,
pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi
agregat di pakai alat pemadat vibratory roller merk Hamm dengan berat 20
ton. Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang
agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara
manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan
yang pertama kali setelah material di hamparkan secara merata yaitu di padatkan
dengan compactor setelah agak merata kemudian di siram air secara merata dengan
menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di
permukaan agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan
lagi dengan vibratory roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman
ini untuk pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga
antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga
tidak ada rongga udara di dalamnya.
3. Uji CBR
CBR adalah perbandingan antara beban
penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard dengan kedalaman dan kecepatan
penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus memenuhi 2 syarat, yaitu
:
1.
Secara keseluruhan perkerasan
jalan harus cukup kuat untuk Memikul berat kendaraan yang akan memakainya.
2.
permukaan jalan harus
dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari roda-roda kendaraan, juga terhadap
air dan hujan. Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara
keseluruhan, maka jalan
tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan maupun pada tanah
dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar dan berlobang-lobang,
sampai pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak
mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu
berupa lobang-lobang kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan
bertambah besar sampai perkerasan jalan menjadi rusak secara keseluruhan. Jadi untuk menilai kekuatan dasar
atau bahan lain yang hendak dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan
dipergunakan percobaan CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai
kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari
suatu perkerasan. Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar
airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah
tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar
di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi,
karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan,
maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun
sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah
yang disebut kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering
dapat ditentukan dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan
dan CBR. Gambar 6.6 alat uji CBR menggunakan Field cbr test set (cbr lapangan)
44. Uji Sand Cone
Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan
menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat
kering,bersih,keras,tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dari suatu tanah di lapangan dengan berat isi kering laboratorium. Gambar
proses tes kepadatan lapangan menggunakan alat sand sone. Dari proses uji CBR
dan Sand Cone apabila di dapat data tidak sesuai spesifikasi maka akan di
lakukan perbaikan lapis agregat pondasi atau pemadatan ulang.
Dibawah ini urutan gambar proses pekerjaan
lapis pondasi agregat kelas A sampai
terakhir pengujian CBR dan sand cone.
6.
Perkerasan Beton Tanpa Tulang
Perkerasan jalan beton
tanpa tulangan juga dikenal dengan nama jalan beton semen biasa dengan
sambungan namun tanpa tulangan yang berfungsi untuk kendali retak. Dalam proses
perkerasan jalan beton tanpa tulangan maka ada bahan-bahan yang dibutuhkan
yaitu:
·
Semen yang dibutuhkan haruslah
berupa semen Portland jenis I, II atau III yang sesuai dengan AASTHO M85.
Kemudian juga sangat disarankan untuk hanya menggunakan satu produk dari satu
pabrik yang sama dalam satu proyek tersebut. Tidak disarankan menggunakan
produk campuran dari berbagai pabrik karena dikhawatirkan akan menghasilkan
campuran yang berbeda.
·
Bahan berikutnya adalah air
yang benar-benar bersih dan tidak mengandung berbagai bahan seperti garam,
minyak, gula, asam, bahan organic atau alkali. Nantinya air yang akan digunakan
juga perlu diuji terlebih dahulu dan harus sesuai dengan standard yang sudah
ditetapkan oleh AASTHO T26. Atau bisa juga menggunakan air yang layak minum
jika tanpa melalui proses pengujian terlebih dahulu.
Untuk bahan campuran
lainnya baik komposisi atau pun proporsinya harus yang sudah sesuai dengan yang
ditetapkan pada BS CP 114. Sebelum dibuat dalam kapasitas beton yang besar maka
perusahaan pembuat atau kontraktor harus
melakukan uji coba terlebih dahulu. Tahapan uji coba harus dibuat dengan
menggunakan alat-alat yang juga akan digunakan saat proyek sudah berjalan.
Untuk menghasilkan beton yang kuat maka setiap campuran dan bahan harus ditakar
terlebih dahulu. Jangan menggunakan prinsip kira-kira karena sangat fatal.
Untuk proses pencampuran
maka beton harus dicampur dengan menggunakan mesin khusus yang sudah diatur
sehingga didapatkan campuran yang merata. Saat proses pencampuran harus
dilengkapi dengan tangki khusus air dan alat ukur yang terbukti akurat. Pertama
kali saat mencampur maka alat harus diisi dengan agregat dan juga semen sesuai
dengan takaran.
Kemudian mesin dinyalakan
terlebih dahulu sebelum menambahkan air di dalamnya. Jangan lupa waktu
pencampuran air juga harus dihitung sehingga hasilnya baik. Untuk jalan beton
tanpa tulangan memiliki skema perhitungan idealnya sendiri yang berbeda dengan
jalan dengan tulangan atau sambungan. Oleh sebab itu perhitungan dan pengujian
sangat dibutuhkan dan dijalankan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
7.
Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 m
Penggalian tanah yang dipotong
umumnya berada disisi jalan dilakukan dengan menggunakan Excavator
Selanjutnya Excavator menuangkan material
hasil galian kedalam
Dump Truck dan membuang material hasil galian keluar
lokasi jalan.
8.
Galian Perkerasan Berbutir
Galian Perkerasan Berbutir
mencakup galian pada perkerasan berbutir lama dan pembuangan bahan perkerasan
berbutir yang tidak terpakai sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
- Galian Perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
Pada daerah jalan yang akan dirigid digali untuk penyesuaian
elevasi dengan jalan eksisting.Dan
penggalian juga dilakukan pada perkerasan jalan lama guna
mendapatkan elevasi jalan yang sesuai dengan design.
- Timbunan Biasa dari Sumber Galian dan Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
Pada bahu jalan yang beda tingginya dengan
badan jalan cukup tinggi perlu di timbun dengan timbunan biasa/pilihan dari sumber galian. Pada daerah pasangan batu maupun dinding penahan
tanah dengan beton juga diisi dengan timbunan biasa/pilihan dari sumber galian.
11. Penyiapan Badan Jalan
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan
dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama, untuk
penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal,
Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu
lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak
ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi. Pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan motor grader dengan meratakan permukaan kemudian dipadatkan
vibratory roller.
Pekerjaan ini juga meliputi :
-
Menentukan kepadatan kering
maximum dan OMC untuk setiap jenis tanah.
-
Melakukan percobaan lapangan
untuk menentukan alat, jumlah lintasan dan kadar air tanah pada waktu pemadatan
dalam rentang OMC – 3 s/d OMC + 1
-
Pemeriksaan kepadatan lapangan
pada setiap lapis, pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi Teknis.
-
Pemeriksaan Dimensi : kerataan,
elevasi, dan kemiringan.
- Pekerjaan Beton
Pekerjaan Beton mutu sedang f’c = 20 MPa (K-250) yang akan
dilaksanakan untuk pekerjaan perkerasan beton semen (rigid). Sedangkan
beton mutu rendah K-100 (Beton kurus) untuk pekerjaan lantai kerja perkerasan beton
semen. Setelah itu dipasang pembesian baik tulangan U 24 polos maupun tulangan U 32 ulir dan Beton mutu sedang f’c = 20 MPa (K-250)
- Baja Tulangan U 24 Polos (untuk perkerasan beton) dan Baja Tulangan U 32 Ulir (untuk perkerasan beton)
Setelah lapis pondasi beton kurus (K-100) dipasang, bagian atas beton kurus ditutup dengan plastic kemudin
dilakukan pembesian baik besi ulir maupun besi polos untuk kemudian di cor
dengan f’c = 20 MPa (K-250) untuk pekerjaan Perkerasan
Beton Semen.
III. URAIAN PEKERJAAN UTAMA
Berikut ini metode
pelaksanaan untuk item pekerjaan utama pada paket pekerjaan Peningkatan Jalan Sidoharjo - Gabugan -
Gemolong Kab. Sragen
Mobilisasi
1.1.
Mobilisasi Staf/Personil
Staff dan
Personil yang akan ditempatkan dalam penyelesaiaan proyek ini adalah staff yang
sudah mempunyai pengalaman dan sertifikat keahlian di bidang jalan.
1.2.
Mobilisasi Alat
Jumlah dan
jenis alat utama yang diperlukan untuk penyelesaian paket ini adalah:
a.
Batching Plant 2 buah, dengan
kapasitas 50 M3/jam beserta Algilatornya
b.
AMP 1
buah dengan kapasitas 50 ton/jam
c.
Stone Crusher 1 buah, dengan
kapasitas 35 ton/jam, yaitu untuk produksi aggregate.
d.
Wheel Loader 2 buah, dengan
kapasitas bucket 1.5 m3, yaitu untuk produksi hotmix, memproduksi
beton dan produksi aggregate
Alat- alat tersebut
berada di Base Camp WIKAN BETON di KEC. NGRAMPAL SRAGEN dan TUGU BETON di
SEMARANG untuk memproduksi READY MIX yang berjarak kurang lebih10,00km dari lokasi pekerjaan
dengan waktu tempuh sekitar 60 menit..
Sedangkan Alat-alat Utama yang perlu untuk dimobilisasi ke lokasi
pekerjaan adalah :
a.
Batching Plant 2 unit.
b.
Truss Screed Machine 1 unit.
c.
Dump Truck
1 unit.
d.
Truck
Mixer 5 unit.
e.
Setom
Walles 1 unit.
f.
Trowel 1
unit.
g.
Concrete Vibrator 1 unit.
h.
Concrete Mixer 1 unit.
1.3.
Fasilitas Lapangan
Untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dilokasi pekerjaan akan disiapkan kantor lapangan,
direksi keet, barak kerja dan gudang serta laboratorium di lapangan untuk
pengujian test-test harian.
2.
Field Engineering (
Rekayasa Lapangan )
Rekayasa
Lapangan dilakukan Penyedia Jasa
bersama-sama dengan Direksi, Survey ini
dilaksanakan untuk mencari dan mengetahui data-data akurat dilapangan yang
berkaitan erat dengan design yang ada dan juga berhubungan dengan volume-volume
pekerjaan, sehingga dari data survey ini dapat
dipastikan bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan design
yang ada atau dapat juga dilakukan perubahan-perubahan sesuai kondisi dilapangan
jika memang diperlukan, Dari data survey ini juga dapat dihitung volume untuk
berbagai jenis item pekerjaan, sehingga dapat dibandingkan dengan volume yang
tertera dalam kontrak sehingga dapat dievaluasi perlu atau tidaknya pekerjaan
tambah-kurang. Pekerjaan Survey awal ini diantaranya adalah meliputi pengukuran Panjang dan lebar ruas jalan (
Stationing), Pengukuran elevasi-elevasi, Penentuan titik-titik atau batas-batas
sesuai dengan design atau gambar kerja dan pekerjaan – pekerjaan lainnya. Dari
Rekayasa lapangan ini dihasilkan Justifikasi Teknik sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pekerjaan.
Pada Pelaksaaan Pekerjaan ini digunakan alat dan tenaga sbb :
Tenaga :
1. GENERAL SUPER INTENDENT
AHLI TEKNIK JALAN MADYA
2. ENGINEERING AHLI TEKNIK
JALAN MUDA
3. QUALITY CONTROL AHLI TEKNIK JALAN MUDA
4. PELAKSANA LAPANGAN
PEKERJAAN JALAN
5. ADMINISTRASI
Alat Kerja :
1.
Theodolite
2.
Waterpass
3.
Bak ukur
4.
Alat bantu lainnya
3.
Pengaturan Lalu lintas (
traffic Management )
Pada prinsipnya
selama pelaksanaan pekerjaan / masa konstruksi, jalan existing yang ada harus
tetap bisa berfungsi dengan baik sehingga tidak menggangu pengguna jalan. Pada
daerah ( ruas jalan fungsional ) tidak mengganggu pengguna jalan,
sehingga pada daerah
efektif perlu di lakukan hal-hal sebagai berikut :
-
Membuat
rambu-rambu pengaman dan petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti.
-
Memberikan
lampu penerangan yang cukup pada malam hari.
-
Menempatkan
petugas pengatur lalu lintas, dan melakukan koordinasi dengan petugas terkait.
-
Membuat
jalan darurat (pengalihan lalu lintas sementara ) jika jalan existing tidak
memungkinkan untuk dilalui selama pelaksanaan proyek atau dengan mencarikan
jalan peralihan. sehingga lalu lintas tetap aman dan lancar.
-
Memasang
pagar pembatas sepanjang lokasi pengecoran agar lokasi pekerjaan aman dari lalu
lintas.
4.
Pekerjaan Tanah
4.1.
Galian Perkerasan
Beraspal tanpa Cold Milling Machine
Galian ini diperuntukkan untuk menggali opritan perkerasan beton lama
maupun menggali perkerasan badan jalan untuk mendapatkan permukaan eksisting
aspal yang akandikerjakan.Sehingga didapat elevasi yang diinginkan.
Alat yang
digunakan :
- Pada pekerjaan ini alat yang digunakan
adalah excavator 1 unit.
- Dump Truck 3-4 m3 2 unit, digunakan untuk mengangkut material
hasil galian ke lokasi yang telah ditentukan oleh direksi.
Pelaksanaan
Pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut :
- Excavator menggali perkerasan dan tenaga
memuat ke dalam dump truck
- Dump truck memuat dan membuang hasil galian
ketempat yang telah ditentukan oleh direksi
Dengan
kapasitas per hari 17,50 m3 perhari dan volume galian 21, 45 m3 maka direncanakan pekerjaan akan selesai dalam 2hari, namun pengerjaan disesuaikan dengan jadwal
pengecoran tiap segmen.
4.2.
Timbunan Biasa dari Sumber
Galian
Pada paket
ini timbunan biasa digunakan untuk pasangan
batu dan bahu jalan. Material untuk timbunan biasa
diambil dari quary setempat yang memenuhi
persyaratan teknik dengan jarak ke lokasi pekerjaan ± 5 km untuk timbunan dari
sumber galian. Material TIMBUNANyang
memenuhi persyaratan teknis diambil dari Base camp dengan jarak ke lokasi
pekerjaan ± 5 km.
Alat yang digunakan :
-
Whell
Loader memuat ke dalam Dump Truck.
-
Dump
truck 3-4 m3 , 3 unit untuk mengangkut material timbunan
-
Untuk
menggelar material timbunan dengan menggunakan tenaga manual/motor grader,
timbunan ini digunakan untuk timbunan pada pasangan batu dan bahu jalan.
-
Timbunan diratakan dan dipadatkan sesuai lebar dan tebal
yang dipersyaratkan.
-
STOOM
WALL 6-8 TON, 1 unit untuk memadatkan timbunan
Pelaksanaan
pekerjaan untuk timbunan biasa manual dapat diuraikan sebagai berikut :
-
Di lokasi galian Whell Loader /
excavator memuat ke dalam Dump Truck.
-
Dump truck membawa material
timbunan dari quary atau dari lokasi galian tanah ( jika tanah galian bisa
dipakai untuk timbunan) ke lokasi timbunan
-
Material tanah diratakan dengan
tenaga manual/motor grader lapis per lapis dengan ketebalan padat maximum 20 cm
-
STOM WALL memadatkan tanah dan
selama pemadatan tenaga menyiramkan air untuk memberikan kadar air optimum atau
dengan water tangker.
-
Dengan volume pekerjaan Timbunan
273,38
m3, maka dengan kapasitas produksi perhari ± 10 m3 dengan 2 buah Dump truck kapasitas 4 m3, direncanakan
pekerjaan timbunan biasa dapat selesai dalam waktu 28 hari.
5.
Pekerjaan Perkerasan
Berbutir dan
Perkerasan Beton Semen
5.1.
Urugan sirtu dipadatkan
Urugan sirtu/LPA Kelas A
dipadatkansebanyak 405,00 m3 dengan kapasitas per hari
adalah 15 m3 / hari, jadi waktu yang diperlukan untuk pekerjaan ini sekitar 28
hari.
Alat
Alat yang digunakan adalah :
-
Dump truck dengan kapasitas 8 -
10 m3
-
STOOM WALL 6 – 8 T, 1 unit
Bahan
-
Material
urugan sirtu diambil dari quarry Gondang
Pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan
pekerjaan urugan sirtu dipadatkan dapat dijelaskan sebagai berikut :
-
Urugan
sirtu diambil dari quarry. Wheel Loader memuat sirtu ke
dalam Dump Truck.
-
Untuk pengiriman ke lokasi
pekerjaan digunakan Dump truck dengan kapasitas 8 – 10 m3.
-
Penggelaran urugan sirtu Adengan
cara manual atau dengan motor grader jika memungkinkan, kemudian dipadatkan dengan
stoom wall.
Selama pemadatan, sekelompok
pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan
Alat Bantu
6.
Lantai Kerja Beton K-100
Tujuan penghamparan lantai kerja beton mutu rendah K-100 ini
adalah sebagai alas dan perata untuk penghamparan Perkerasan Beton f’c = 20 MPa (K-250).
Alat :
·
CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3
·
WATER TANKER 3000-4500 L.
·
Algilator Truck
·
Batching Plant
Bahan :
·
Semen
·
Pasir
·
Agregat Kasar
·
Begisting
Pelaksanaan pekerjaan
·
Agregat, semen dan air dicampur
sehingga menghasilkan mutu beton minimal K-100 dan memenuhi
persyaratan dalam Spesifikasi Teknik.
·
Pemakaian ukuran agregat
dipilih sesuai dengan kebutuhan Lantai kerja beton K-100 dan mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
·
Lapis beton K-100 sebagai lantai kerja untuk leveling course akan dituang dalam cetakan baja atau kayu
secara cut off sreing, dalam paket ini dengan tebal 5 cm.
·
Sambungan memanjang berjarak
sekurang-kurangnya 20 m dari sambungan memanjang pekerasan beton yang akan
dihampar diatasnya.
·
Beton
mutu K-100 sebagai lantai kerja akan dicampur,
diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan sesuai dengan sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi Teknik.
·
Setelah pengecoran lantai kerja
beton mutu K-100 maka akan diuji kerataannya dengan panjang mal tidak kurang
dari 1,8 m
·
Lantai
kerja beton mutu K-100 segera dirawat, setelah
finishing tidak kurang dari 7 hari, perawatan tersebut yaitu dengan cara
menutup permukaannya dengan plastik sampai lapisan berikutnya dihampar atau
seluruh permukaan disemprot merata dengan white pigmented curing compound atau
seluruh permukaan disemprot merata kontinyu dan kondisi kelembaban dijaga agar
tetap selama masa perawatan.
·
Direncanakan beton mutu rendah K-100
diambil Batching Plant WIKAN BETONDengan
volume pekerjaan beton mutu
K-100 sebanyak 526, 50
m³ maka dengan perencanaan pengiriman Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus perhari ±
6-7 m³,
direncanakan pekerjaan dapat selesai dalam waktu 84hari.
7.
Pekerjaan Beton Mutu Sedang f’c = 20 MPa (K-250)
Pekerjaan
ini dilaksanakan dan sesuai dengan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan
bentuk, dimensi seperti yang tercantum pada Gambar Rencana atau atas petunjuk
Pengguna Barang/Jasa serta sesuai dengan spesifikasi teknik. Dalam gambar
rencana pada paket ini tebal Perkerasan Beton f’c = 20 MPa (K-250) adalah 25 cm dengan menggunakan
tulangan besi tulangan
polos U 24 polos juga besi tulangan ulir U 32.
Alat
·
CONCRETE BATCING PLANT 30
M3/JAM.
·
WATER TANKER 3000-4500 L.
·
AGILATOR TRUCK 5 – 7,5 M3/JAM.
·
CONCRETE VIBRATOR
·
CONCRETE TRUSS SECREED MACHINE
·
TROWELL
MACHINE
Bahan
·
Semen
·
Pasir
·
Agregat Kasar
·
Begisting
·
Paku
·
Plastik
·
Curing compound/karpet
Semua
material yang digunakan untuk menghasilkan beton dengan mutu yang ditentukan
adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang di syaratkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
Pelaksanaan pekerjaan
·
Semen, Agregat Halus, Agregat Kasar
dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Batcing
Plant.
·
Beton diangkut menuju lokasi
pengecoran menggunakan Agilator Truck.
·
Sebelum dituang diatas lantai kerja beton mutu K-100dipasang plastik, hal ini dilakukan agar kadar air yang ada pada beton mutu sedang f’c= 20 MPa (K-250)tetap tejaga.
·
Pastikan begesting yang
dipasang telah siap baik dari segi kekuatan maupun dari segi elevasi.
·
Cek kembali penulangan yang
telah terpasang, sesuaikan dengan gambar rencana yang telah disetujui oleh
direksi, begitu juga pemasangan expantion cap.
·
Dilokasi pengecoran Agilator
Truck menuang beton kedalam begisting (pelat baja) yang telah disiapkan.
·
Beton yang telah di tuang
kemudian digelar/diratakan dengan menggunakan Concrete Truss Secreed Machine dan digetarkan menggunakan
Concrete Vibrator untuk memastikan bahwa tidak ada rongga yang belum terisi
beton.
·
Dilakukan
perataan permukaan beton dengan Trowell manual (mal), kemudian setelah 30 menit
diratakan kembali dengan menggunakan alat perata beton Trowell Machine. Selang
30 menit diulangi lagi perataan menggunakan Trowell Machine.
·
Setelah
3-4 jam beton dituang untuk segera dilakukan pembuatan alur (grooving)
menggunakan mesin alur beton.
·
Maksimal
24 jam dari pengecoran beton f’c= 20 MPa (K-250), dilaksanakan cuting beton
tiap panjang beton 5,50 m atau sesuai
gambar rencana kemudian diisi sealant.
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
·
Acuan / Begesting untuk beton.
·
Penulangan tie bar maupun dowel
dan penyangganya.
·
Kebersihan material Agregat
kasar, pasir dan air.
·
Workability campuran beton.
·
Job Mix Beton contoh/sample
pada waktu pelaksanaan pengecoran.
·
Pemeliharaan beton pasca
pengecoran (Curing Time).
· Direncanakan beton mutu f’c= 20 MPa (K-250)
diambil dari Batching Plant WIKAN BETON. Dengan volume pekerjaan Perkerasan Beton mutu f’c= 20 MPa (K-250) sesuai dengan BQ.
8.
Baja Tulangan U24 Polos dan Baja
Tulangan U32 Ulir
Pekerjaan
ini meliputi penyiapan dan pemasangan baja tulangan, untuk beton yang sesuai
dengan Spesifikasi Teknik dan Gambar Rencana atau Petunjuk Pengguna
Barang/Jasa. Besi tulangan
ini dipasang pada perkerasan beton semen (beton Rigid)
Bahan
·
Besi Beton
·
Kawat Bendrat
·
Besi
tulangan U24 polos dan U32 ulir
Pelaksanaan Pekerjaan
·
Besi
tulangan memanjang dan melintang yang diberi tumpuan tul kaki penyangga disiapkan dan dipasang sesuai dengan
gambar rencana, selanjutnya dipasang baja tulangan yang
telah dipotong (dowel dan tiebar) sesuai dengan gambar rencana dan persilanganya
diikat kawat bendrat.
·
Untuk
baja tulangan dowel, setengah dari panjang dowel dibungkus dengan pipa pvc
menyesuaikan dimensi baja tulangan dowel.
9.
Pasangan Batu
Pekerjaan ini
mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan dalam gambar atau seperti
yang diperintahkan oleh Pengguna Barang/Jasa yang terbuat dari pasangan
batu.Rencana pekerjaan Pasangan Batu dalam paket ini adalah pasangan batu. Pekerjaan tersebut
meliputi : pengadaan material, galian, penyiapan, pondasi dan seluruh pekerjaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi Teknik
yang syaratkan oleh Pengguana barang/Jasa.serta memenuhi garis, ketinggian,
potongan dan dimensi seperti ditunjukan pada gambar atau seperti petunjuk
Pengguna Barang/Jasa.]
Alat
· Concrette Mixer (Molen)
·
Alat Bantu seperti
-
Sekop
-
Pacul
-
Sendok Semen
-
Ember Cor
-
Gerobak Dorong
Bahan
·
Batu
·
Semen (PC)
·
Pasir
Pelaksanaan
Pekerjaan
Persiapan
·
Pondasi untuk struktur
disiapkan sesuai dengan Gambar dengan galian yang rapi kecuali ditentukan lain
dasar pondasi dibuat datar atau bertangga yang horizontal
·
Batu dibersihan dan dibasahi
seluruh permukaannya sebelum dipasang.
·
Penyelesaian dan perapihan
setelah pemasangan.
Pemasangan Batu
·
Semen, Pasir dan air dicampur
dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrette Mixer
·
Landasan adukan dipasang
setebal paling sedikit 3 cm pada lapisan pertama. Batu yang besar besar
diletakan pada lapis dasar dan pada sudut-sudut. Diperhatikan agar tidak
terjadi pengelompokan ukuran ba tu yang sama.
·
Pemasangan batu sedemikian rupa
sehingga batu yang dipasang terselimuti oleh spesi atau adukan. Diatur agar
tidak menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru
dipasang.
·
Penyusunan batu sedemikian rupa
agar batu satu dengan yang lainya tidak bersentuhan langsung dan sela-sela batu
agar terisi adukan/spesi
Penempatan Adukan
·
Tebal dari adukan/spesi
landasan adukan pada rentang 2 cm - 5 cm.
·
Adukan ditempatkan pada
tempatnya dan tidak dijatukan dari ketinggian tidak lebih dari 1 meter
·
Spesi/adukan diolah dengan
concrette Mixer
·
Bagian belakang dari pasangan
batu yang akan diurug dengan tanah terlebih dahulu dibraben dengan adukan/spesi
·
Tembok pasangan batu dilengkapi
dengan lubang sulingan menggunakan
pipa pvc dan ditempatkan tidak lebih dari 2 m dari
sumbu satu dengan lainya dan berdiameter 30-50 mm
·
Bagian puncak dari pasangan
batu kali ditutup setebal 2 cm dengan spesi dibuat rata dengan kemiringan agar
terlindung terhadap air hujan.
·
Permukaan yang telah selesai
dirawat dengan disiram dengan air secara teratur.
·
Penimbunan dibelakang pasangan
batu dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi teknik.
·
Dengan volume Pasangan Batu 47,18 m³ maka
dengan kapasitas produksi 1 buah Concrete mixer
perhari ± 2,24 m³, maka jika menggunakan 2 buah
Concrete Mixer direncanakan pekerjaan dapat selesai dalam waktu 21 hari.
10.
Galian untuk selokan Drainase
dan Saluran air
- PEKERJAAN GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR
- Uraian Kerja :
- Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
- Selanjutnya Excavator menuangkan hasil galian kedalam dump truck.
- Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan.
- Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian dan sekelompok lagi merapikan tanah hasil galian apabila lokasi bukan peruntukan untuk penampungan tanah.
- Alat
- excavator,
- dump truck dan
- alat bantu (sekop, keranjang, sapu)
- Tenaga
- pekerja dan
- mandor
11. Pasangan Batu dengan
Mortar
Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar
pada daerah yang sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang
ditentukan Direksi Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.
a.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan
dengan cara manual.
b.
Pekerja merapihkan tepi
saluran, lalu memasang mal dari papan, yang selanjutnya semen, pasir dan air
dicampurkan menjadi mortar dan dituang ke dalam mal, Lalu dilanjutkan dengan
pemasangan batu.
c.
Setelah selesai pemasangan
dilakukan penyelesaian dan perapihan dengan plasteran.
d.
Pelaksanaan Pemasangan harus
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan spesifikasi teknik.
12.
Pekerjaan Layanan
Pemeliharaan Jalan (Selama Masa Pemeliharaan)
Pekerjaan Layanan Pemeliharaan Jalan
ini akan dilaksanakan secara terus menerus dan periodic selama masa
pemeliharaan. Dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Selama masa pemeliharaan akan ditempatkan alat dan personil untuk menjaga
kondisi jalan agar tetap nyaman dan aman bagi pengguna jalan.
IV.
PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
1) Campuran Aspal Panas
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet untuk lapis
perata, lapis pondasi atau lapis campuran aspal yang terdiri dari agregat
dan bahan aspal yang dicampur di AMP, serta menghampar dan memadatkan campuran
tersebut diatas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan.
Alat yang dikerahkan :
1.
AMP + Laboratorium
2.
Whell Loader
3.
Dump Truck
4.
Asphalt Finisher
5.
Tandem Roller
6.
Pneumatic Tire Roller
Material yang dikerahkan :
1.
Aspal
2.
Agregat Kasar
3.
Agregat Halus
4.
Filler
5.
Kerosin
2)
Marka Jalan Termoplastik
Pemasangan Marka jalan sangat penting sekali untuk meningkatakan
kenyamanan dan keamanan dalam berkendara, ketika jalan sempit dengan lalulintas
padat, keberadaan marka jalan sangan membantu sekali agar pengendara tetap
berada dijalunya masing-masing. Manfaat keberadaan marka jalan juga dapat kita
rasakan ketika kita berkendara pada ruas satu jalur dengan dua arah.
Selain itu Ketika hujan deras keberadaan marka jalanlah yang membatu
pengendara agar tetap pada jalurnya masing. berikut tahapan-tahapan pelaksanaan
pekerjaan marka jalan.:
1. Pengadaan Bahan dan Alat
·
Ajukan persetujuan material
sesuai gambar dan speksifikasi.
·
Cek dan amati ulang kesiapan
alat.
·
Cat yang digunakan berwarna
putih atau kuning seperti dalam gambar dan memenuhi spesifikasi
·
Setelah jenis material yang
akan digunakan disetujui secara tertulis, lakukan pengadaan material dengan
jumlah sesuai kebutuhan.
2. Permohonan Ijin Design Sesuai Gambar
·
Ajukan gambar shopdrawing
sesuai design rencana.
·
Setelah gambar shopdrawing
disetujui secara tertulis, segera lakukan pekerjaan persiapan marka jalan.
3. Pekerjaan Persiapan
·
Sebelum penandaan atau
pengecatan dilakukan, pastikan bahwa permukaan perkerasan jalan bersih, kering,
dan bebas dari bahan yang berminyak dan debu.
·
Untuk pembersihan perkerasan
dengan marka jalan lama, dilakukan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan
berbutir halus) agar tidak menghalangi kelekatan lapisan cat baru.
4. Pengecatan Marka Jalan
·
Pastikan penandaan marka jalan
pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi.
·
Pengecatan dilakukan dengan
mesin yang mampu menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal
minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C.
·
Taburkan segera Butiran kaca
(glass bead) diatas permukaan cat, kadar 450 gram/m2.
·
Lindungi marka yang masih basah
dari lalu lintas sampai marka tersebut kering dan bisa untuk dilalui.
3) Patok Pengarah, Patok
Kilometer, Patok Hektometer
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah
pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan. Patok pengarah terbuat dari beton
dengan mutu K-250.
Metode kerja dari pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
·
Sebelum melakukan pekerjaan
harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
·
Areal patok pengarah di gali
sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman patok.
·
Patok yang telah jadi dan
diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan menggali
tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok dapat
berdiri dengan benar.
·
Pengecatan patok dapat
dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
·
Penyelesaian dan perapihan
setelah pemasangan.
Pekerjaan ini meliputi Pengadaan, pengangkutan, dan pemasangan Patok
Pengarah / Patok Kilometer/Patok Hektometer
Tahapan
Pelaksanaan
·
Membuat shop drawing, metode pelaksanaan
dan membuat request Patok Pengarah / Patok Kilometer/Patok Hektometer.
·
Pengadaan Patok Pengarah /
Patok Kilometer / Patok Hektometer sesuai shop drawing
·
Pemasangan Patok Pengarah /
Patok Kilometer / Patok Hektometer dengan jarak dan jumlah sesuai shop drawing.
Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya,
terutama selama pengerasan (setting) beton.
·
Semua patok harus diberi satu
lapis cat dasar (primer), satu lapis cat bawah permukaan dan satu lapis akhir
sebagai lapis permukaan sesuai shopdrawing.
4)
Rel Pengaman (Guardrail)
Guardrail-Pagar Pengaman Jalan yaitu alat keselamatan jalan yang
terbuat dari baja lembaran yang dibuat/diforming dengan mesin cold-roll hingga
hasilkan beam baja profil atau dimaksud W-Beam. Ketebalan baja juga sudah
ditetapkan untuk hindari kemungkinan terburuk untuk kendaraan yang menabraknya.
Dengan ketebalan itu, jadi beam bakal lentur/flexible pada bentrokan keras dari
kendaraan. Untuk kendaraan yang melintas pada jalan di perbukitan/tebing atau
jalan yang menanjak di mana kontur tanah di sekitaran tubuh jalan itu lebih
rendah atau bahkan juga curam.
Cara Proses Pagar Pengaman Jalan
Pagar Pengaman Jalan yang dipakai yaitu produksi dengan standard
produksi ISO 9001 : 2000
Spesifikasi.
Spesifikasi teknisnya merujuk pada Ketentuan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Th. 1993 Mengenai Alat Ingindalian serta Pengaman Pengguna Jalan serta Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ. 409/1/1/DRJD/2007 tanggal 15 Januari 2007 tentang panduan penyelenggaraan peralatan jalan di jalan Nasional.
PEMASANGAN
1. Pemasangan Tiang Penyangga
Pembuatan lubang pondasi kedalaman serta basic lubangnya sesuai dengan gambar (1. 145 x 600 x 600) mm.
Di bagian tiang yang tertanam ditanah mesti dipasang angkur paling sedikit 3 (tiga) buah.
Membuat perlindungan tiang dari peluang turun, basic lubang mesti dikeraskan dengan susunan pasir padat minimum setebal 100 mm.
Tiang penyangga mesti dipasang pada posisi tegak lurus.
Lubang dicor dengan adukan perbandingan semen, pasir serta koral 1 : 2 : 3.
Tanah di tepi pondasi dipadatkan dengan alat pemadat (stamper).
Sisi pondasi yang menonjol di atas permukaan tanah 100 mm.
Pemasangan tiang penyangga mesti dikerjakan dengan cara jeli serta cermat, karenanya butuh pemerikasaan ketinggian serta jarak hingga akurasi 10 mm (1 cm).
2. Pemasangan lempengan besi
Lempengan besi direntangkan pada 3 (tiga) tiang serta lubang tempat penyambungan diletakkan sesuai sama pemasangannya.
Apabila memakai besi siku penyambung (bracket), besi ini ditempatkan
pada tempatnya.
Tiap-tiap 2 (dua) lempengan besi yang berdampingan diikat pada satu tiang dengan memakai baut serta mur yang sesuai sama untuk pengamanan baut bisa dibengkokkan atau dilas.
Tiap-tiap 2 (dua) lempengan besi yang berdampingan diikat pada satu tiang dengan memakai baut serta mur yang sesuai sama untuk pengamanan baut bisa dibengkokkan atau dilas.
Jika pada keadaan di mana peletakan pagar pengaman jalan menikung supaya memakai lempengan besi (beam) yang melengkung untuk mempermudah pengikatan lempengan besi (beam) pada tiang (post) yang dipadukan dengan pemasangan rambu Chevron serta sesuai dengan bentuk tikungan.
Semuanya baut yang terpasang
mesti dimatikan hingga tidak dapat terlepas.
3. Pada ke-2 ujung pagar pengaman jalan bisa dilekukkan hingga permukaan tanah atau di beri pengaman untuk keselamatan pengguna jalan.
4. Kontrol Akhir
Kemampuan berdirinya tiang penyangga.
Ketepatan penyambungan pada lempeng besi dengan lempengan besi atau
lempengan besi dengan lengan lempengan besi (sleeve beam).
V.
URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
1) Pemeliharaan Bahu Jalan
Pekerjaan
pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan
agregat bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang
lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan
berskala besar yang mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan
pengisian kembali agregat bahu jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh
dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perbaikan bahu jalan semacam
itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan
yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan
sebagainya.
2) Pemeliharaan Rutin
Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
Pemeliharaan
rutin selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan
sedemikian rupa sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Periode
Pelaksanaan. Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga
agar bebas dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman
yang tidak dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan.
Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan
rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti
mengalir.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut ketentuan dalam Seksi 8.3 dari Spesifikasi ini.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut ketentuan dalam Seksi 8.3 dari Spesifikasi ini.
3) Perlengkapan Jalan
Pekerjaan
pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu
jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman
dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak
menimbulkan goresan atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan
perbaikan rambu jalan. Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer
atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian
yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan
perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah
menurut Seksi 8.4 dari Spesifikasi ini.
4) Pemeliharaan Jembatan
Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti
pemeriksaan secara teratur dan pelaporan semua kondisi komponen utama dari
struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainase, pembersihan kotoran
dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan dan komponen logam lain yang
peka terhadap karat dan pembuangan akumulasi sampah dan/atau tanah sedimen atau
endapan yang diakibatkan oleh banjir pada saluran air. Perbaikan, pengembalian
kondisi dan penggantian beton, komponen baja atau kayu yang rusak pada struktur
jembatan, pengecatan kembali fbaja struktur atau baja lainnya atau struktur
kayu, penggantian bahan pada lantai struktur, dan perbaikan dan pengembalian
kondisi setiap lapisan aspal di atas lantai struktur yang rusak tidak boleh
dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan. Pekerjaan
pengembalian kondisi dan perbaikan seperti itu harus dibayar menurut Seksi lain
yang berkaitan dari Spesifikasi ini
Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan;
- Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya dibuang dengan rapi;
- Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari sampah-sampah yang menyumbatnya.
- Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran dan air.
- Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
- Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses korosi.
- Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran harus dijaga bersih dari sampah supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan air pada perletakan, dudukan perletakan dan rembesan melalui sambungan atau retak-retak.
- Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan yang lewat.
Pengukuran dan
Pembayaran
Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua kompensasi Penyedia Jasa untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim
untuk pekerjaan pemeliharaan rutin perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan dan jembatan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Mata Pembayaran lump sum
harus dibayarkan kepada Penyedia Jasa dengan angsuran bulanan berikut ini:
1.
Pemeliharaan dan
Pengaturan Lalu lintas ( traffic Management )
Pada prinsipnya selama
pelaksanaan pekerjaan / masa konstruksi, jalan existing yang ada harus tetap
bisa berfungsi dengan baik sehingga tidak menggangu pengguna jalan. Pada daerah
( ruas jalan fungsional ) penanganan agar tidak mengganggu pengguna jalan
perlu di lakukan hal-hal sebagai berikut :
-
Membuat
rambu-rambu pengaman dan petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti.
-
Memberikan
lampu penerangan yang cukup pada malam hari.
-
Menempatkan
petugas pengatur lalu lintas , dan melakukan koordinasi dengan petugas terkait.
-
Membuat
jalan darurat (pengalihan lalu lintas sementara ) jika jalan existing tidak
memungkinkan untuk dilalui selama pelaksanaan proyek atau dengan mencarikan
jalan peralihan. sehingga lalu lintas tetap aman dan lancar.
-
Pengaturan
segmen pengecoran sehingga jalan masih berfungsi selama proses pengerjaan
sampai beton mencapai umur.
2. Pengendalian Waktu Pelaksanaan dan Antisipasi
Cuaca
Setelah dilakukan
penandatangan Kontrak, SPMK dan SPL kami akan melakukakan drop material di
lokasi pekerjaan. Apabila dalam pelaksanaan tidak memenuhi target jadwal
pelaksanaan, akan kami mengejar ketertinggalan progres pekerjaan dengan cara
penambahan personil, alat dan jam kerja.
Untuk pekerjaan Perkerasan
Jalan Beton kami akan membuat tenda, sehingga apabila terjadi hujan beton yang
belum kering akan terlindungi.
VI.
URAIAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Setelah terima pekerjaan bahwa pekerjaan itu masih tanggung jawab
rekanan dalam pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi:
·
Pengecekan
berkala
Untuk pengecekan berkala pekerjaan dalam menentukkan tingkat kerusakan
dan penyelesaiannya perbaikannya
·
Pemeliharaan
berkala
Perbaikan kerusakan-kerusakan yang ada
·
Setelah
itu tahap serah terima pekerjaan kedua setelah batas akhir pemeliharaan selesai
VII.
PENUTUP
Pada bab ini kami akan
menguraikan beberapa kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan efisiensi dan
efektifitas tata letak fasilitas dan sarana pada proyek, khususnya untuk proyek
high rise building di kota besar. Kesimpulan yang diambil dan
saran yang diberikan berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan hasil analisa
layout fasilitas dan sarana pada proyek yang telah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya.
KESIMPULAN
Untuk optimalisasi kinerja pekerjaan konstruksi,
dengan tujuan mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien di segala bidang,
harus sudah dimulai sejak pekerjaan persiapan, salah satunya adalah perencanaan
tata letak fasilitas dan sarana proyek ( site plan / site installation
).
SARAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, secara umum
penulis memberikan saran tentang hal - hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, antara lain :
1. Bagaimanapun
kondisi proyek, sebisa mungkin kontraktor harus mampu menata seluruh fasilitas
dan sarana secara tepat sehingga kinerja pelaksanaan proyek dapat berlangsung
efektif dan efisien.
2. Menempatkan
semua fasilitas proyek pada lahan tak terpakai, sehingga tidak menganggu
pelaksanaan proyek.
3. Menempatkan
semua sarana proyek pada posisi yang strategis, agar dapat menjangkau seluruh
area kerja yang diperlukan dan dapat mendukung metode pekerjaan konstruksi yang
telah dipilih.
4. Karena
sifatnya yang sementara, maka sebisa mungkin bangunan fasilitas proyek dibangun
dengan konstruksi yang semurah mungkin dan dapat digunakan berulang kali untuk
berbagai proyek.
5. Dalam
pembuatan dan penempatan seluruh fasilitas dan sarana proyek harus
memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan penggunanya.
Mantap gan ilmunya
BalasHapusJika mau baca baca bisa ke www.apalagi23.com
Mantap
BalasHapus