Dengan ini kami sampaikan contoh metode pelaksanaan untuk pekerjaan jalan dan jembatan .

Metode Pelaksanaan ini kami buat untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai jasa konstruksi baik di bidang Arsitektur maupun bidang Sipil.

Bagi Rekan yang membutuhkan informasi seputar ilmu konstruksi bisa bergabung bersama kami. Kami membuka lebar pertemanan serta informasi agar bisa bermanfaat.



CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN



METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN                      :        PENINGKATAN JALAN KUNDURAN – NGAWEN – BLORA
                                                  KAB. BLORA
LOKASI                            :        KABUPATEN BLORA
TAHUN ANGGARAN    :        2018
PENYEDIA JASA            :        PT. WIKANANDARU MULTI LAKSANA - SRAGEN

I.             PENDAHULUAN

Pada Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Kunduran - Ngawen - Blora Kab. Blora  berikut ini kami sampaikan Metode Pelaksanaan Pekerjaan, sehingga dalam proses dan hasil yang tercapai nanti sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Paket Pekerjaan ini berlokasi di Kabupaten Sragen pada ruas Jalan Peningkatan Jalan Kunduran - Ngawen - Blora Kab. Blora  dengan penanganan efektif berupa perkerasan jalan rigid/cor beton dengan panjang total 1000 m dan Lebar 6 m . Selain itu terdapat pekerjaan penunjang lainnya, untuk lebih jelasnya semua pekerjaan pada paket ini antara lain :

DIVISI 1. UMUM
1.1  Mobilisasi.
1.2  Manajemen & Keselamatan Lalu Lintas
DIVISI 2. DRAINASE
            2.1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.2. Pasangan Batu dengan Mortar
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
            3.1. Timbunan Pilihan dari Galian
3.3. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
3.4. Galian Perkerasan Berbutir
3.6. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
3.7. Penyiapan Badan Jalan
DIVISI 4.PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.1. ......................
4.2. ......................
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1. Lapis Pondasi Agregat Klas A
5.2. Perkerasan Beton Semen (tanpa tulangan)
5.3. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
DIVISI 6. PERKERSAN ASPAL
6.1. …………….
6.2. …………….
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1. Beton mutu sedang, fc’ 20 MPa (K-250)
7.2. Beton mutu rendah, fc’= 10 MPa (K-125)
7.3  Baja Tulangan U24 Polos
7.4  Baja Tulangan U24 Polos (untuk perkerasan beton)
7.5  Baja Tulangan U32 Ulir (untuk perkerasan beton semen)
7.6  Pengadaan dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu Jalan dari
        Bambu
7.7. Pasangan Batu



DIVISI  8.  PENGEMBALIAN  KONDISI  DAN  PEKERJAAN  MINOR
8.1. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
8.2. Marka Jalan Termoplastik (3 mm)
8.3. Patok Pengarah
8.4. Patok Kilometer
8.5. Patok Hektometer
DIVISI  10.  PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
10.1. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
10.2. Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
10.3. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan
10.4. Pemeliharaan Rutin Jembatan



Dengan penanganan tersebut diharapkan dapat memperbaiki kerusakan jalan pada ruas jalan Peningkatan Jalan Kunduran - Ngawen - Blora Kab. Blora  .

Gambaran Umum Pekerjaan
a.    Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan Peningkatan Jalan Sidoharjo - Gabugan - Gemolong berdasarkan gambar rencana berada di Kabupaten Sragen. Gambar Citra Lokasi Pekerjaan sebagai berikut :







Karakteristik Wilayah Lokasi Pekerjaan merupakan dataran dengan kelerengan rendah dan berada di kawasan Perkotaan sehingga Aksesibilitas menuju lokasi pekerjaan sangat mudah.

a.    Substansi Pekerjaan
Sesuai dengan nama Pekerjaan yaitu Peningkatan Jalan Sidoharjo - Gabugan - Gemolong, substansi pekerjaan adalah pekerjaan konstruksi jalan. Rincian pekerjaan didasarkan Bill of Quantity atau Daftar Kuantitas yang tertuang dokumen pengadaan akan mengacu pada ketentuan tentang Harga Satuan Pekerjaan Bidang Bina Marga. Berdasarkan kuantitas atau volume pekerjaan, Rincian pekerjaan dikelompokkan ke dalam pekerjaan Pokok dan Pekerjaan Minor/Penunjang. Pekerjaan Pokok terdiri dari Pekerjaan Drainase, Pekerjaan pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan, dan Pekerjaan Aspal. Rincian Pekerjaan Pokok dituangkan pada Tabel berikut :





No.
Mata
Pembayaran


Uraian



Satuan


Perkiraan Kuantitas
a
b
c
d




MATA PEMBAYARAN UMUM







DIVISI 1. UMUM


1.2
Mobilisasi
LS
1.00
1.8 (1)
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
LS
1.00




MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA







DIVISI  5.  PERKERASAN  BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1.(1)
Lapis Pondasi Agregat klas A
M3
800,00
5.3 (1) (a)
Perkerasan Beton Semen (tanpa tulangan)
M3
1.962,00
5.3.(3)
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
M3
400.00





DIVISI  7.  STRUKTUR


7.3(3)a
Baja Tulangan U-32 Ulir (untuk perkerasan beton semen) bbbetbeton semen)
Kg
113.081.00




MATA PEMBAYARAN LAINNYA







DIVISI 2. DRAINASE


2.1.(1)
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
M3
312.00
2.2.(1)
Pasangan Batu dengan Mortar
M3
30.00





DIVISI  3.  PEKERJAAN  TANAH






3.1.(3)
Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter
M3
49.00
3.1.(7)
Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
M3
9.00
3.1.(8)
Galian Perkerasan Berbutir
M3
23.00
3.2.(2a)
Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
M3
1.164,70
3.3.(1)
Penyiapan Badan Jalan
M2
1,290.00





DIVISI  7.  STRUKTUR


7.1.(7).a
Beton mutu sedang, fc’ 20 MPa (K-250)
M3
129.00
7.1.(10)
Beton mutu rendah, fc= 10 MPa (K-125)
M3
20.00
7.3.(1)
Baja Tulangan U24 Polos
Kg
6.350.00
7.3.(1)(a)
Baja Tulangan U24 Polos (untuk perkerasan beton)
Kg
6,118.00
7.6.(1) a
Pengadaan dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu Jalan Jalan dari
M2
654.00
7.9.(1)
Pasangan Batu
M3
72.00


















Sedangkan Pekerjaan minor / Pekerjaan Penunjang dan Pekerjaan pendukung dituangkan pada Tabel berikut :


DIVISI  8.  PENGEMBALIAN  KONDISI  DAN  PEKERJAAN  MINOR

8.1.(5)
Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
M3
23.00
8.4.(1)
Marka Jalan Termoplastik (3 mm)
M2
376.00
8.4.(6a)
Patok Kilometer
Buah
1.00
8.4.(6b)
Patok Hektometer
Buah
13.00





DIVISI  10.  PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


10.1.(2)
Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
LS
1.00
10.1.(3)
Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
LS
1.00
10.1.(4)
Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan
LS
1.00
10.1.(5)
Pemeliharaan Rutin Jembatan
LS
1.00





.    Gambar Teknis
Gambar teknis terdiri 2 bagian, yaitu gambar Situasi dan Gambar Tipikal. Gambar Situasi memberi informasi mengenai Titik Awal dan Titik Akhir pekerjaan serta dimensi bangunan Jalan. Sedangkan Gambar tipikal memberi informasi potongan melintang Jalan dan beserta lapisan-lapisan yang digunakan pada perkesaan Jalan atau lebih dikenal dengan sebutan cross Section. Gambar Rencana yang merupakan dasar bagi pembuatan gambar kerja ditunjukkan pada bagian akhir dokumen teknis ini.

II.           METODE PENYELESAIAN

            Tahapan penyelesaian pada paket Peningkatan Jalan Kunduran - Ngawen - Blora Kab. Blora  adalah sebagai berikut :

1.    PCM ( Pre Construction Metting )
Setelah adanya perjanjian kontrak kemudian dilakukan rapat untuk menyamakan persepsi antara penyedia jasa dan direksi, tentang hal – hal yang berkaitan dengan proyek yang akan dilaksanakan.

2.    Mobilisasi Alat dan Personil
Penyedia jasa memulai pekerjaan dengan mobilisasi alat dan personil, bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Uraian Tugas Personil Penyedia Jasa Konstruksi
Kebutuhan personil utama dan kebutuhan personil pendukung lapangan wajib dipenuhi oleh penyedia jasa, agar Quantity, Quality  dan metode kerja dapat tercapai sesuai dengan jadwal dan waktu pelaksanaan yang telah disepakati.

Adapun personel yang ditugaskan dilapangan adalah sebagai berikut :
1.    General Superintendent
2.    Quantity Engineering
3.    Quality Control
4.    Pelaksana
5.    Administrasi

Dan tugas dari masing-masing personel adalah :



1.    General Superintendent

Tugas :
·         Memimpin dan mengendalikan kegiatan proyek agar efisien dan efektif mencapai hasil optimal dari segi kualitas dan pencapaian laba
·         Memahami seluruh aspek teknik pekerjaan dan berperan aktif membina sumber daya sesuai dengan kebutuhan proyek
·         Membina keamanan dan menciptakan ketenangan kerja di lingkungan proyek dan masyarakat sekitarnya
·         Menganalisa kebutuhan material, tenaga kerja, peralatan dan overhead, serta menyusun jadwal kebutuhannya
·         Membuat Rencana Mutu Kontrak
Tanggungjawab :
·         Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan proyek sejak masa persiapan hingga penyerahan 
·         Bertanggungjawab atas pelaksanaan tertib administrasi internal, data material, data peralatan, data keuangan termasuk penagihan dan data pendukungnya
·         Bertanggungjawab atas pengendalian mutu hasil pekerjaan di proyek
Wewenang :
·         Memutuskan strategi pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan pengendalian mutu proyek
·         Menyetujui pengeluaran-pengeluaran langsung yang diperlukan kegiatan Proyek.
2.    Quantity Engineer
Tugas dan Tanggungjawab :
1.    Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium.
2.    Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai dokumen kontrak.
3.    Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer pada hari itu juga.
4.    Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertiflkat pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
5.    Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, Kejadian-kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan/dikirim kepada Site Engineer dan Satuan Kerja Fisik tiap hari setelah selesai kerja.
6.    Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
7.    Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Kontraktor dan evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) dilapangan.
8.      Membantu Site Engineer mengadakan pengukuran akhir secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan yang mutunya memenuhi syarat.
Wewenang :
·         Berhak menolak apabila pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3.    Quality Control
Tugas dan Tanggungjawab:
·         Memastikan operasional proyek berjalan dengan menggunakan standar yang sudah baku, serta diakui secara nasional maupun internasional.
·         Memberikan saran dan masukan teknis dan non teknis tentang proses operasional proyek.
·         Mengontrol proses operasional proyek agar berjalan sesuai degnan aturan dan tidak melanggar rambu-rambu yang sudah disepakati.
·         Menyiapkan / men-support dokumen administrasi dan pendukung berupa : Berita Acara layak pakai, Berita Acara Penerimaan Barang, Surat Pengiriman Barang / DO, Berita Acara Installasi, Invoice/tagihan, dll) yang menyangkut operasional proyek selama pekerjaan berjalan.
·         Melakukan monitoring terhadap kemajuan proyek.
·         Melakukan proses penagihan.
·         Dibantu team teknis membuat laporan kemajuan pekerjaan.
·         Membantu Proyek Manager dan para Koordinator dalam menyiapkan perangkat monitoring pekerjaan, pelaporan, Berita Acara dan lain lain.
4.    Pelaksana Lapangan

Tugas dan Tanggungjawab:
·         Melaksanakan instruksi / program kerja yang bersifat teknis & bertanggung jawab mengawasi dan mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan agar sesuai dengan yang telah ditetapkan  
·         Melaporkan kepada Site Manager apabila terjadi kesalahan atau kejanggalan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan
·         Melaporkan hasil kerja harian, mingguan maupun bulanan
Wewenang :
Mengajukan kepada Site Manager permintaan pemakaian bahan, peralatan, personel dan biaya penunjang untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan

5.    Administrasi
Tugas dan Tanggungjawab:
·         Membuat permintaan dana untuk setiap periode yang ditentukan.
·         Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas proyek setiap periode yang ditentukan.
·         Menyiapkan, meminta bukti pembayaran.
Wewenang :
·         Mengambil dan mengeluarkan dana untuk keperluan proyek sesuai persetujuan.
·         Mengajukan laporan kas.

STRUKTUR ORGANISASI


 


BAGAN ALIR TUGAS DAN WEWENANG PERSONIL






3.    Pembuatan Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium.

Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi lapangan maupun pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk kantor maupun tempat rapat antara direksi lapangan, pengawas lapangan.

Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan dan aman, serta tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis.

Pembuatan Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun rencana pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

4.    Pembuatan Papan Nama Proyek.

Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas, berisikan Data pekerjaan tersebut.

5.    Pengukuran Awal

Pengukuran dilakukan untuk menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan, serta menentukan titik-titik yang berkaitan dengan pekerjaan – pekerjaan yang ada dalam paket pekerjaan tersebut.

6.    Rekayasa Lapangan

Rekayasa Lapangan dilakukan Penyedia Jasa bersama-sama dengan  Direksi, Survey ini dilaksanakan untuk mencari dan mengetahui data-data akurat dilapangan yang berkaitan erat dengan design yang ada dan juga berhubungan dengan volume-volume pekerjaan.
7.    Manajemen Lalu Lintas
Manajemen lalu lintas akan dilaksanakan dengan sebaik mungkin supaya meminimalis kecelakaan dan mengutamakan keselamatan lalu lintas manajemen lalu lintas ini meliputi :
·         Rambu dan marka akan terpasang dengan baik
·         Mengengendalian arus lalu lintas dengan menaruh petugas pengatur lalu lintas disetiap titik pelaksanaan pekerjaan.
8.    Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini mengatur  mengenai  pelaksanaan  program Kesehatan  dan  Keselamatan Kerja (K3l) dalam pelaksanaan pekerjaan.

PEDOMAN DAN STANDAR

1.    Undang-undang  No. 1  tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2.    Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.  Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
3.    Keputusan  Menteri  Tenaga  Kerja  R.I.  No.: Kep.245/MEN/1990 tentang  Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
4.    Peraturan  Menteri  Tenaga Kerja  R.I. No.  Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN KERJA
1.    Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab   atas   keselamatan   dan   keamanan   pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
2.    Wajib menjaga keselamatan  kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan  perlengkapan  keselamatan  kerja  seperti  safety  line,   rambu -   rambu, papan promosi keselamatan,  dan lain -  lain.
3.    Wajib   menjamin   keselamatan   tenaga   kerja  yang  terlibat   dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan  memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan   keselamatan kerja yang    berlaku (Jamsostek).
4.    Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan  di  lapangan,   untuk  mengatasi  segala  kemungkinan  musibah  bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
5.    Setiap  pekerja  diwajibkan  menggunakan  sepatu  pada  waktu  bekerja  dan  di lokasi  harus  disediakan  Alat  Pelindung  Diri  (APO)  berupa  safety  belt,  safety helmet,  masker/kedok  las terutama  untuk dipakai pada pekerjaan  pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
6.    Menyediakan  air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih   bagi  semua   petugas  dan  pekerja.
7.    Membuat  tempat   penginapan  di lapangan  pekerjaan  untuk  para pekerja  tidak  diperkenankan,   kecuali  atas  ijin PPK.
8.    Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan danmengambil  tindakan  yang  perlu  untuk  keselamatan korban korban kecelakaan itu.

PROSEDUR   OPERASI   STANDAR  (SOP)  KESEHATAN   DAN  KESELAMATAN KERJA (K3)
1.    Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2.    SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3.    Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada  Direktur Keselamatan, Ditjen Bina Marga,    Direktur  Prasarana  Ditjen  Bina Marga, PPK,  dan Konsultan.
MATRIK PROGRAM K3
1.    Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
2.    Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
3.    Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
4.    Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan  dan kejadian  yang terjadi dan rencana  tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah pencegahannya.
5.    Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan  insidental bertujuan untuk  melakukan  audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
6.    Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat
7.    Housekeeping Kegiatan  ini  dilaksanakan  setiap  hari  bertujuan  untuk  menjaga  kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.




III.          URAIAN PEKERJAAN UTAMA

Untuk memperoleh Hasil pekerjaan yang tepat waktu dan tepat mutu, urutan Pelaksanaan pekerjaan harus diatur dengan baik. Pengaturan urutan pekerjaan diperlukan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan secara simultan/berkesinambungan maupun pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan secara parallel/berbarengan. Berdasarkan Substansi Pekerjaan urutan Pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.    Mobilisasi
2.    Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
3.    Galian Perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
4.    Pekerjaan Galian Perkerasan Berbutir
5.    Penyiapan Badan Jalan
6.    Lapis pondasi agregat kelas A
7.    Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
8.    Baja Tulangan U-32 Ulir (untuk perkerasan beton semen)
9.    Baja Tulangan U-24 Polos (untuk perkerasan beton)
10. Perkerasan Beton Semen (tanpa tulangan)
11. Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian
12. Pekerjaan Drainase
13. Pengadaan dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu Jalan
14. Beton mutu rendah, fc= 10 MPa (K-125)
15. Baja Tulangan U24 Polos
16. Baja Tulangan U32 Ulir
17. Beton mutu sedang, fc’ 20 MPa (K-250)
18. Pasangan Batu
19. Pekerjaan Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
20. Marka Jalan Termoplastik (3 mm)
21. Patok Kilometer
22. Patok Hektometer

Untuk urutan pekerjaan digambarkan dalam bagan alir seperti berikut :




Pada diagram tersebut ditunjukkan bahwa pekerjaan baja tulangan untuk struktur drainase dilakukan secara paralel pemasangan plesteran. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses penyelesaian pekerjaan sehingga jangka waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan alokasi waktu yang dipersyaratkan.

1.    Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
·         Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
·         Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
·         Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
·         Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.
-          Galian Perkerasan Berbutir
Galian Galian Perkerasan Berbutir harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah sebgai berikut :
·         Asumsi pekerjaan secara manual.
·         Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.
·         Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
·         Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.


Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui
Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 14 (empat belas) hari kalender


2.    Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
-      Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda.
-      Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
-      Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
 Pada proyek pembangunan jalan,  material agregat yang di pakai sama yaitu batu pecah yang sudah di olah dengan mesin stone cruser dan gradasi atau ukuran di buat sama sesuai spesifikasi yang di butuhkan untuk pembuatan pondasi jalan raya. Pada pekerjaan pondasi jalan raya di bagi menjadi dua segmen yaitu meliputi pekerjaan perkerasan lapis pondasi agregat kelas A 20 cm,  selanjutnya pekerjaan pondasi atas yang di sebut juga perkerasan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal 20 cm. Pada proyek pembangunan jalan material agregat lapis pondasi di datangkan langsung dari base camp. Gambar material pondasi dapat di lihat di bawah. Pada proses pekerjaan  lapis pondasi terdiri dari penghamparan material, pemadatan, penyiraman dan yang terakhir uji CBR.

Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Agregat Lapis Pondasi A

§  Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi

Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi setelah proses angkut menggunakan dump truk dari base camp. Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified) yang ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material  agregat lapis pondasi menggunakan Motor Grader. Setelah material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan menggunakan alat pemadat vibratory roller

§  Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi

Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material di hamparkan secara merata yaitu di padatkan dengan compactor setelah agak merata kemudian di siram air secara merata dengan menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi dengan vibratory roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.

§  Uji CBR

CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus memenuhi 2 syarat, yaitu :

1.      Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat untuk Memikul berat kendaraan yang akan memakainya.
2.      Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari roda-roda kendaraan, juga terhadap air dan hujan. Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan, maka jalan tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada perkerasan jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan bergelombang besar dan berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak sama sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang kecil dan pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah besar sampai perkerasan jalan menjadi rusak secara keseluruhan. Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan dipergunakan  percobaan CBR. Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu perkerasan. Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Gambar 6.6 alat uji CBR menggunakan Field cbr test set (cbr lapangan)

§  Uji Sand Cone

Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat kering,bersih,keras,tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dari suatu tanah di lapangan dengan berat isi kering laboratorium. Gambar proses tes kepadatan lapangan menggunakan alat sand sone. Dari proses uji CBR dan Sand Cone apabila di dapat data tidak sesuai spesifikasi maka akan di lakukan perbaikan lapis agregat pondasi atau pemadatan ulang.
Dibawah ini urutan gambar proses pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A  sampai terakhir pengujian CBR dan sand cone.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 42 (empat puluh dua) hari kalender

  


3.    Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

Tujuan penghamparan lantai kerja beton mutu rendah K-100 ini adalah sebagai alas dan perata untuk penghamparan Perkerasan Beton f’c = 25 MPa (K-300).

Alat :
·       CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3
·       WATER TANKER 3000-4500 L.
·       Algilator Truck
·       Batching Plant

Bahan :
·       Semen
·       Pasir
·       Agregat Kasar
·       Begisting

Pelaksanaan pekerjaan

·       Agregat, semen dan air dicampur sehingga menghasilkan mutu beton minimal K-100 dan memenuhi persyaratan dalam Spesifikasi Teknik.
·       Pemakaian ukuran agregat dipilih sesuai dengan kebutuhan Lantai kerja beton K-100 dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
·       Lapis beton K-100 sebagai lantai kerja untuk leveling course akan dituang dalam cetakan baja atau kayu secara cut off sreing, dalam paket ini dengan tebal 5 cm.
·       Sambungan memanjang berjarak sekurang-kurangnya 20 m dari sambungan memanjang pekerasan beton yang akan dihampar diatasnya.
·       Beton mutu K-100 sebagai lantai kerja akan dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan sesuai dengan sesuai dengan persyaratan dalam Spesifikasi Teknik.
·       Setelah pengecoran lantai kerja beton mutu K-100 maka akan diuji kerataannya dengan panjang mal tidak kurang dari 1,8 m
·       Lantai kerja beton mutu K-100 segera dirawat, setelah finishing tidak kurang dari 7 hari, perawatan tersebut yaitu dengan cara menutup permukaannya dengan plastik sampai lapisan berikutnya dihampar atau seluruh permukaan disemprot merata dengan white pigmented curing compound atau seluruh permukaan disemprot merata kontinyu dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan.
·       Direncanakan beton mutu rendah K-100 diambil Batching Plant WIKAN BETON Dengan volume pekerjaan beton mutu K-100 sebanyak  346 m³ maka dengan perencanaan pengiriman Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus perhari ± 6-7 m³, direncanakan pekerjaan dapat selesai dalam waktu  42 hari.

4.    Baja Tulangan U24 Polos dan Baja Tulangan U32 Ulir

Pekerjaan ini meliputi penyiapan dan pemasangan baja tulangan, untuk beton yang sesuai dengan Spesifikasi Teknik dan Gambar Rencana atau Petunjuk Pengguna Barang/Jasa. Besi tulangan ini dipasang pada perkerasan beton semen (beton Rigid). Semua jenis Baja Tulangan baik Tulangan U24 Polos maupun U32 Ulir juga dipergunakan pada pembesian pekerjaan Saluran dan Drainase yang menggunakan beton semen.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 63 (enam puluh tiga) hari kalender

Bahan
·       Besi Beton
·       Kawat Bendrat
·       Besi tulangan U24 polos dan U32 ulir

Pelaksanaan Pekerjaan
·       Besi tulangan memanjang dan melintang yang diberi tumpuan tul kaki penyangga disiapkan dan dipasang sesuai dengan gambar rencana, selanjutnya dipasang baja tulangan yang telah dipotong (dowel dan tiebar) sesuai dengan gambar rencana dan persilanganya diikat kawat bendrat.
·       Untuk baja tulangan dowel, setengah dari panjang dowel dibungkus dengan pipa pvc menyesuaikan dimensi baja tulangan dowel.



5.    Perkerasan Beton Tanpa Tulang
Perkerasan jalan beton tanpa tulangan juga dikenal dengan nama jalan beton semen biasa dengan sambungan namun tanpa tulangan yang berfungsi untuk kendali retak. Dalam proses perkerasan jalan beton tanpa tulangan maka ada bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu:
·         Semen yang dibutuhkan haruslah berupa semen Portland jenis I, II atau III yang sesuai dengan AASTHO M85. Kemudian juga sangat disarankan untuk hanya menggunakan satu produk dari satu pabrik yang sama dalam satu proyek tersebut. Tidak disarankan menggunakan produk campuran dari berbagai pabrik karena dikhawatirkan akan menghasilkan campuran yang berbeda.
·         Bahan berikutnya adalah air yang benar-benar bersih dan tidak mengandung berbagai bahan seperti garam, minyak, gula, asam, bahan organic atau alkali. Nantinya air yang akan digunakan juga perlu diuji terlebih dahulu dan harus sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan oleh AASTHO T26. Atau bisa juga menggunakan air yang layak minum jika tanpa melalui proses pengujian terlebih dahulu.
Untuk bahan campuran lainnya baik komposisi atau pun proporsinya harus yang sudah sesuai dengan yang ditetapkan pada BS CP 114. Sebelum dibuat dalam kapasitas beton yang besar maka perusahaan pembuat atau kontraktor harus melakukan uji coba terlebih dahulu. Tahapan uji coba harus dibuat dengan menggunakan alat-alat yang juga akan digunakan saat proyek sudah berjalan. Untuk menghasilkan beton yang kuat maka setiap campuran dan bahan harus ditakar terlebih dahulu. Jangan menggunakan prinsip kira-kira karena sangat fatal.
Untuk proses pencampuran maka beton harus dicampur dengan menggunakan mesin khusus yang sudah diatur sehingga didapatkan campuran yang merata. Saat proses pencampuran harus dilengkapi dengan tangki khusus air dan alat ukur yang terbukti akurat. Pertama kali saat mencampur maka alat harus diisi dengan agregat dan juga semen sesuai dengan takaran.
Kemudian mesin dinyalakan terlebih dahulu sebelum menambahkan air di dalamnya. Jangan lupa waktu pencampuran air juga harus dihitung sehingga hasilnya baik. Untuk jalan beton tanpa tulangan memiliki skema perhitungan idealnya sendiri yang berbeda dengan jalan dengan tulangan atau sambungan. Oleh sebab itu perhitungan dan pengujian sangat dibutuhkan dan dijalankan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 56 (lima puluh enam) hari kalender



6.    Pengadaan dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu Jalan

Pemasangan dinding penahan tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
Penyusunan batu harus sesuai dengan volume yang sudah ditentukan, batu dipecah terlebih dahulu sesuai dengan dengan ukuran yang diinginkan, setelah itu batu disusun dengan rapih, selah-selah yang diantara susunan batu ditutup dengan campuran semen dan pasir.

·         Bekisting :
-        Material yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi teknis.
-        Dipabrikasi di los kerja kemudian dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasang sesuai dengan gambar kerja.
-        Bekisting dibongkar setelah umur beton cukup dan/atau setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

·         Pekerjaan Plat Beton Bawah K 125 :
-        Beton yang dipergunakan adalah beton dengan mutu K-125 atau mutu yang disyaratkan sesuai spesifikasi teknis.
-        Pengecoran akan dilaksanakan setelah seluruh komponen diperiksa seperti stek-stek tulangan untuk pekerjaan berikutnya dan lainnya.
-        Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 42 (empat puluh dua) hari kalender

7.    Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan motor grader dengan meratakan permukaan kemudian dipadatkan vibratory roller.
Pekerjaan ini juga meliputi :
-        Menentukan kepadatan kering maximum dan OMC untuk setiap jenis tanah.
-        Melakukan percobaan lapangan untuk menentukan alat, jumlah lintasan dan kadar air tanah pada waktu pemadatan dalam rentang OMC – 3 s/d OMC + 1
-        Pemeriksaan kepadatan lapangan pada setiap lapis, pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi Teknis.
-      Pemeriksaan Dimensi : kerataan, elevasi, dan kemiringan.

Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini :
-      Vibratory roller
-      Alat bantu lainnya

Bahan yang digunakan :
-      Tidak ada bahan

Tenaga :
-      Pekerja
-      Mandor
-      Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 14 (empat belas) hari kalender

8.    Pasangan Batu
Pekerjaan   ini   termasuk   galian   dan   membuang   hasil   galian   ke   disposal   area Penggalian berupa galian sesuai penampang saluran sehingga tercapai dimensi danelevasi sesuai gambar kerja yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Peralatan yang digunakan   adalah   excavator   untuk   menggali   dan   memuat,   dump   truck   untuk mengangkut   material   hasil   galian.   Disposal   Area   akan   ditentukan   disekitar   lokasi pekerjaan   atau   pada   daerah   lain   atas   persetujuan   Direksi.   Lokasi   yang   diambil diusahakan tidak mengganggu lingkungan
Uraian Kerja :
·         sebelum pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu. Kedalaman galian sesuai dengan gambar pelaksanan. Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen. Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen. Material tersebut dicampur menggunakan concerte mixer dan diberi air. Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi.
Alat
·         Concrete mixer
·         Alat bantu : sekop, pacul, sendok semen, ember cor, gerobak dorong, benang dan water pass
·         Tenaga
·         pekerja dan
·         mandor
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 56 (lima puluh enam) hari kalender



9.    Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pembersihan dan pembongkaran areal lokasi borrow pit, penggalian,  pemuatan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang diperoleh dari  borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan timbunan pilihan dan bagian lain dari  pekerjaan tersebut sebagaimana tercantum dalam gambar dan spesifikasi pekerjaan.




URAIAN PELAKSANAAN

-          Pekerjaan dimulai dengan malakukan survey lokasi borrow pit. Material tanah di  borrow pit rencana tersebut diuji apakah memenuhi spesifikasi sebabai bahan timbunan. Bila tidak memenuhi, maka dicari lokasi borrow pit yang memenuhi spesifikasi.
-          Setelah didapatkan borrow pit yang tepat, dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah  pada area tersebut. Pekerjaan penggalian tanah ini menggunakan alat excavator. 
-          Untuk mengangkut material tanah dari borrow pit digunakan dump truck.
-          Di lokasi proyek, tanah dibongkar dan dihampar menggunakan motor grader. Penghamparan tanah dilakukan selapis demi selapis horizontal dengan tebal yang sama dan dengan lebar sesuai dengan ketentuan dari Konsultan Pengawas dan sesuai dengan garis, kelandaian, penampang melintang dan ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
-          Lapisan tanah gembut (sebelum dipadatkan) tidak lebih dari 20 cm.  
-          Setelah dihampar, tanah dipadatkan menggunakan vibratory roller hingga mencapai kepadatan yang disyaratkan.  
-          Sebelum pekerjaan pemadatan tersebut, kontraktor melakukan percobaan untuk memastikan besarnya kadar air optimum dan mengetahui hubungan antara jumlah lintasan alat pemadatan dan kepadatan yang diperoleh dengan tanah sejenis itu.  
-          Material timbunan yang tidak mengandung kadar air memadai ditambah kadar airnya dengan cara disiram mendekati kadar air pemadatan. Untuk penyiraman ini menggunakan water tanker.  
-          Sedangkan material timbunan yang mengandung kadar air yang melebihi kadar air yang diperlukan untuk mencapai kepadatan maksimum, dikeringkan terlebih dahulu hingga mendekati kadar air pemadatan sebelum digunakan dalam timbunan.  
-          Pengeringan material yang basah dilakukan dengan cara dijemur dan diaduk-aduk secara merata.
-          Penentuan Lokasi Borrow Pit Galian di Borrow Pit Pengangkutan Ke Lokasi Proyek Selesai Mulai Penghamparan dan Pemadatan Tanah

Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah :
-        Wheel loader
-        Dump truck
-        Motor grader
-        Vibro roller
-        Water tank truck
-        Alat bantu lainnya

Bahan yang digunakan :
-        Timbunan pilihan
-        Material lainnya
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender

10. Pekerjaan Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air
Uraian Kerja :
Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
Selanjutnya Excavator menuangkan hasil galian kedalam dump truck.
Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan.
Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian dan sekelompok lagi merapikan tanah hasil galian apabila lokasi bukan peruntukan untuk penampungan tanah.
Alat
  • excavator,
  • dump truck dan
  • alat bantu (sekop, keranjang, sapu)

Tenaga
  • pekerja dan
  • mandor
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 14 (empat belas) hari kalender

11. Beton mutu sedang fc’ = 20 Mpa (K250)

Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
·         Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan kayu acuan.
·         Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).
·         Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
·         Lokasi pekerjaan  disesuiakan dengan gambar rencana.

Tahap pelaksanaan
  1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
  2. Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.
  3. Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pmbesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan kedalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
  4. Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
  5. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
  6. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
  7. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
  8. Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.

Tenaga:
  • Pekerja Biasa
  • Tukang
  • Mandor




Bahan:
  • Semen
  • Pasir Beton
  • Agregat Kasar
  • Bekisting
  • Paku

Peralatan:
  • Batching Plant
  • Truck Mixer
  • Conc. Vibrator
  • Water Tanker
  • Alat Bantu
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 49 (empat puluh sembilan) hari kalender

12. Pasangan Batu dengan Mortar

Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar pada daerah yang sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan Direksi Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.

a.     Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara manual.
b.     Pekerja merapihkan tepi saluran, lalu memasang mal dari papan, yang selanjutnya semen, pasir dan air dicampurkan menjadi mortar dengan alat concrete mixer dan dituang ke dalam mal, Lalu dilanjutkan dengan pemasangan batu.
c.     Setelah selesai pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan dengan plasteran.
d.     Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan spesifikasi teknik.

Alat yang digunakan :
·         Concrete mixer
·         Alat bantu
-        Pacul
-        Sekop
-        Sendok semen
-        Ember cor
-        Gerobak dorong
-        Benang dan water Pass

Tenaga yang dibutuhkan :
·         Pekerja
·         Tukang batu
·         Mandor
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 21 (dua puluh satu) hari kalender






PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


1.    Campuran Aspal Panas
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet untuk lapis perata, lapis  pondasi atau lapis campuran aspal yang terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur di AMP, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut diatas pondasi atau  permukaan jalan yang telah disiapkan.




























 

































Alat yang dikerahkan :

1.      AMP + Laboratorium
2.      Whell Loader
3.      Dump Truck
4.      Asphalt Finisher
5.      Tandem Roller
6.      Pneumatic Tire Roller  

Material yang dikerahkan :

1.    Aspal 
2.    Agregat Kasar  
3.    Agregat Halus 
4.    Filler  
5.    Kerosin
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 21 (dua puluh satu) hari kalender

2.    Marka Jalan Termoplastik
Pemasangan Marka jalan sangat penting sekali untuk meningkatakan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara, ketika jalan sempit dengan lalulintas padat, keberadaan marka jalan sangan membantu sekali agar pengendara tetap berada dijalunya masing-masing. Manfaat keberadaan marka jalan juga dapat kita rasakan ketika kita berkendara pada ruas satu jalur dengan dua arah.


 


Selain itu Ketika hujan deras keberadaan marka jalanlah yang membatu pengendara agar tetap pada jalurnya masing. berikut tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan marka jalan.:




1. Pengadaan Bahan dan Alat
·         Ajukan persetujuan material sesuai gambar dan speksifikasi.
·         Cek dan amati ulang kesiapan alat.
·         Cat yang digunakan berwarna putih atau kuning seperti dalam gambar dan memenuhi spesifikasi
·         Setelah jenis material yang akan digunakan disetujui secara tertulis, lakukan pengadaan material dengan jumlah sesuai kebutuhan.

2. Permohonan Ijin Design Sesuai Gambar
·         Ajukan gambar shopdrawing sesuai design rencana. 
·         Setelah gambar shopdrawing disetujui secara tertulis, segera lakukan pekerjaan persiapan marka jalan.

3. Pekerjaan Persiapan
·         Sebelum penandaan atau pengecatan dilakukan, pastikan bahwa permukaan perkerasan jalan bersih, kering, dan bebas dari bahan yang berminyak dan debu. 
·         Untuk pembersihan perkerasan dengan marka jalan lama, dilakukan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) agar tidak menghalangi kelekatan lapisan cat baru.

4. Pengecatan Marka Jalan
·         Pastikan penandaan marka jalan pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi.
·         Pengecatan dilakukan dengan mesin yang mampu menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C.
·         Taburkan segera Butiran kaca (glass bead) diatas permukaan cat, kadar 450 gram/m2.
·         Lindungi marka yang masih basah dari lalu lintas sampai marka tersebut kering dan bisa untuk dilalui.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 21 (dua puluh satu) hari kalender
3.    Patok Pengarah, Patok Kilometer, Patok Hektometer

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan. Patok pengarah terbuat dari beton dengan mutu K-250.

Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
·         Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman patok.
·         Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar patok dapat berdiri dengan benar.
·         Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
·         Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

Pekerjaan ini meliputi Pengadaan, pengangkutan, dan pemasangan Patok Pengarah / Patok Kilometer/Patok Hektometer

Tahapan Pelaksanaan


 




























·         Membuat shop drawing, metode pelaksanaan dan membuat request Patok Pengarah / Patok Kilometer/Patok Hektometer.
·         Pengadaan Patok Pengarah / Patok Kilometer / Patok Hektometer sesuai shop drawing
·         Pemasangan Patok Pengarah / Patok Kilometer / Patok Hektometer dengan jarak dan jumlah sesuai shop drawing. Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya, terutama selama pengerasan (setting) beton.
·         Semua patok harus diberi satu lapis cat dasar (primer), satu lapis cat bawah permukaan dan satu lapis akhir sebagai lapis permukaan sesuai shopdrawing.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 21 (dua puluh satu) hari kalender







-        PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN



1)   Pemeliharaan Bahu Jalan

Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender

2)   Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan

Pemeliharaan rutin selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan sedemikian rupa sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Periode Pelaksanaan. Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti mengalir.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut ketentuan dalam Seksi 8.3 dari Spesifikasi ini.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender

3)   Perlengkapan Jalan

Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan. Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah menurut Seksi 8.4 dari Spesifikasi ini.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender

4)   Pemeliharaan Jembatan

Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur dan pelaporan semua kondisi komponen utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainase, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan dan komponen logam lain yang peka terhadap karat dan pembuangan akumulasi sampah dan/atau tanah sedimen atau endapan yang diakibatkan oleh banjir pada saluran air. Perbaikan, pengembalian kondisi dan penggantian beton, komponen baja atau kayu yang rusak pada struktur jembatan, pengecatan kembali fbaja struktur atau baja lainnya atau struktur kayu, penggantian bahan pada lantai struktur, dan perbaikan dan pengembalian kondisi setiap lapisan aspal di atas lantai struktur yang rusak tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan. Pekerjaan pengembalian kondisi dan perbaikan seperti itu harus dibayar menurut Seksi lain yang berkaitan dari Spesifikasi ini

Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan;
·         Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya dibuang dengan rapi;
·         Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari sampah-sampah yang menyumbatnya.
·         Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran dan air.
·         Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
·         Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses korosi.
·         Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran harus dijaga bersih dari sampah supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan air pada perletakan, dudukan perletakan dan rembesan melalui sambungan atau retak-retak.
·         Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan yang lewat.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender

Pengukuran dan Pembayaran

Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua kompensasi Penyedia Jasa untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim
untuk pekerjaan pemeliharaan rutin perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan dan jembatan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Mata Pembayaran lump sum harus dibayarkan kepada Penyedia Jasa dengan angsuran bulanan berikut ini:
Screenshot-2018-1-12 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN.png




















1.    Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu lintas ( traffic Management )

Pada prinsipnya selama pelaksanaan pekerjaan / masa konstruksi, jalan existing yang ada harus tetap bisa berfungsi dengan baik sehingga tidak menggangu pengguna jalan. Pada daerah ( ruas jalan fungsional ) penanganan agar tidak mengganggu pengguna jalan perlu di lakukan hal-hal sebagai berikut :
-          Membuat rambu-rambu pengaman dan petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti.
-          Memberikan lampu penerangan yang cukup pada malam hari.
-          Menempatkan petugas pengatur lalu lintas , dan melakukan koordinasi dengan petugas terkait.
-          Membuat jalan darurat (pengalihan lalu lintas sementara ) jika jalan existing tidak memungkinkan untuk dilalui selama pelaksanaan proyek atau dengan mencarikan jalan peralihan. sehingga lalu lintas tetap aman dan lancar.
-          Pengaturan segmen pengecoran sehingga jalan masih berfungsi selama proses pengerjaan sampai beton mencapai umur.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender


Setelah masa pemeliharaan yaitu selama 1095 hari kalender telah selesai, dan dianggap sudah tidak ada perbaikan kerusakan yang harus di tangani lagi, maka diadakan pemeriksaan lapangan terakhir antara pihak penyedia jasa dengan pihak pengguna jasa yang diwakili oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) beserta Tim Penerima Hasil Pekerjaan (TPHP) didampingi dengan Pengawas Lapangan.

Apabila dalam hal pemeriksaan tersebut di rasa masih harus diadakan perbaikan, maka pihak kontraktor masih harus membenahi kekurangan/ kerusakan agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Akan tetapi jika dalam pemeriksaan terakhir sudah tidak ada lagi pembenahan kerusakan, maka diadakan Serah Terima Hasil Pekerjaan ke dua (FHO) yang kemudian dituangkan dalam Berita Acara penyerahan terakhir dan di lanjutkan dengan pembayaran sisa Retensi dari Jaminan Pemeliharaan kepada Kontraktor sebesar 5%.

IV.         URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

1.    Mobilisasi
Pekerjaan Mobilisasi dibagi atas mobilisasi/mendatangkan dan demobilisasi atau mengembalikan/memulangkan Personil/tenaga kerja dan peralatan .
Personil  yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana dinyatakan dalam dokumen pengadaan adalah :


a.   Penanggung Jawab Teknis sebanyak 1 (satu) orang
b.   Tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebanyak 1 (satu) orang

Peralatan yang dimobilisasi untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini terbatas pada peralatan yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan. Pelaksanaan mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan akan dilakukan bertahap sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan terkait. Peralatan yang akan dimobilisasi dan jadwal mobilisasi alat ditunjukkan pada tabel berikut ::

Bahaya K3 yang diidentifikasi pada pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi adalah Kerusakan fasilitas umum dan kecelakaan lalu lintas. Pengendalian Terhadap resiko yang timbul dalam upaya mencapai sasaran K3 adalah :
-          Pengemudi (Supir) memiliki Lisensi (SIM) yang sesuai
-          Instruksi Khusus Pemindahan alat dan Mengemudi Kendaraan
-          Penggunaan Alat Pelindung diri seperti Safety shoes, masker debu, rompi keselamatan, Helm

2.    Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas merupakan upaya pengaturan lalu lintas agar tidak menimbulkan kemacetan atau gangguan pada mobilitas masyarakat pengguna jalan. Untuk maksud tersebut Penyedia Jasa (Kontraktor) menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi berupa rambu yang jelas dan terbaca oleh Pengguna Jalan baik dari bentuk maupun penempatannya. Selain itu, dibuat rencana kerja manajemen lalu-lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait. Untuk menjamin terlaksananya Pekerjaan manajemen dan Keselamatan Lalu lintas, maka dibentuk Kelompok kerja pengatur lalu-lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur dan flagman Pengalihan arus lalu-lintas dilakukan berdasarkan persetujuan PPK dan pihak terkait.
1.    Bahaya yang timbul dalam kaitannya dengan K3, sangat kecil karena fungsinya adalah mengatur kelancaran lalu lintas.
2.    Membuat jembatan penyeberangan sementara bagi pengguna jasa yang tinggal di seberang aliran sungai dan memasang rambu keselamatan pada titik awal dan akhir jembatan sementara.
3.    Mengalihkan arus kendaraan agar tidak terjadi kemacetan yang panjang serta meminimilasir terjadinya kecelakaan akibat jalan bergelombang atau dalam perbaikan.
4.    Memasang lampu tanda peringatan bahaya di malam hari pada titik-titik rawan kecelakaan.
5.    Bekerja sama dengan instansi dan institusi sekitar dalam menjaga keamanan selama proses pelaksanaan pekerjaan.



3.    Pengendalian Waktu Pelaksanaan dan Antisipasi Cuaca

Setelah dilakukan penandatangan Kontrak, SPMK dan SPL kami akan melakukakan drop material di lokasi pekerjaan.
Apabila dalam pelaksanaan tidak memenuhi target jadwal pelaksanaan, akan kami mengejar ketertinggalan progres pekerjaan dengan cara penambahan personil, alat dan jam kerja.

Untuk pekerjaan Perkerasan Jalan Beton kami akan membuat tenda, sehingga apabila terjadi hujan beton yang belum kering akan terlindungi.



V.           PENUTUP

      Pada bab ini kami akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas dan sarana pada proyek, khususnya untuk proyek high rise building di kota besar. Kesimpulan yang diambil dan saran yang diberikan berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan hasil analisa layout fasilitas dan sarana pada proyek yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.



KESIMPULAN

Untuk optimalisasi kinerja pekerjaan konstruksi, dengan tujuan mencapai hasil kerja yang efektif dan efisien di segala bidang, harus sudah dimulai sejak pekerjaan persiapan, salah satunya adalah perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek ( site plan / site installation ).




SARAN

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, secara umum penulis memberikan saran tentang hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, antara lain :

1.    Bagaimanapun kondisi proyek, sebisa mungkin kontraktor harus mampu menata seluruh fasilitas dan sarana secara tepat sehingga kinerja pelaksanaan proyek dapat berlangsung efektif dan efisien.

2.    Menempatkan semua fasilitas proyek pada lahan tak terpakai, sehingga tidak menganggu pelaksanaan proyek.


3.    Menempatkan semua sarana proyek pada posisi yang strategis, agar dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan dan dapat mendukung metode pekerjaan konstruksi yang telah dipilih.








4.    Karena sifatnya yang sementara, maka sebisa mungkin bangunan fasilitas proyek dibangun dengan konstruksi yang semurah mungkin dan dapat digunakan berulang kali untuk berbagai proyek.


5.    Dalam pembuatan dan penempatan seluruh fasilitas dan sarana proyek harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan penggunanya.



                                           Sragen, 01 Februari 2018
Dibuat oleh :
PT. WIKANANDARU MULTI LAKSANA

Komentar

Postingan populer dari blog ini