Dengan ini kami sampaikan contoh metode pelaksanaan untuk pekerjaan jalan dan jembatan .
Metode Pelaksanaan ini kami buat untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai jasa konstruksi baik di bidang Arsitektur maupun bidang Sipil.
Bagi Rekan yang membutuhkan informasi seputar ilmu konstruksi bisa bergabung bersama kami. Kami membuka lebar pertemanan serta informasi agar bisa bermanfaat.
CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
METODE PELAKSANAAN
KEGIATAN : PENINGKATAN JALAN KUNDURAN – NGAWEN –
BLORA
KAB.
BLORA
LOKASI : KABUPATEN BLORA
TAHUN ANGGARAN : 2018
PENYEDIA JASA : PT. WIKANANDARU MULTI LAKSANA - SRAGEN
I.
PENDAHULUAN
Pada
Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Kunduran - Ngawen - Blora Kab. Blora berikut ini kami sampaikan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan, sehingga dalam proses dan hasil yang tercapai
nanti sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Paket Pekerjaan ini
berlokasi di Kabupaten Sragen pada ruas Jalan Peningkatan Jalan Kunduran
- Ngawen - Blora Kab. Blora dengan
penanganan efektif berupa perkerasan jalan rigid/cor beton
dengan panjang total 1000 m dan Lebar 6 m . Selain itu terdapat pekerjaan penunjang
lainnya, untuk lebih jelasnya semua pekerjaan pada paket ini antara lain :
DIVISI
1. UMUM
1.1 Mobilisasi.
1.2 Manajemen & Keselamatan Lalu Lintas
DIVISI
2. DRAINASE
2.1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.2.
Pasangan Batu dengan Mortar
DIVISI
3. PEKERJAAN TANAH
3.1. Timbunan Pilihan dari Galian
3.3.
Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
3.4.
Galian Perkerasan Berbutir
3.6.
Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
3.7.
Penyiapan Badan Jalan
DIVISI
4.PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
4.1.
......................
4.2.
......................
DIVISI
5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1. Lapis
Pondasi Agregat Klas A
5.2. Perkerasan
Beton Semen (tanpa tulangan)
5.3.
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
DIVISI
6. PERKERSAN ASPAL
6.1. …………….
6.2. …………….
DIVISI
7. STRUKTUR
7.1. Beton
mutu sedang, fc’ 20 MPa (K-250)
7.2. Beton
mutu rendah, fc’= 10 MPa (K-125)
7.3 Baja Tulangan U24 Polos
7.4 Baja Tulangan U24 Polos (untuk perkerasan
beton)
7.5 Baja Tulangan U32 Ulir (untuk perkerasan
beton semen)
7.6 Pengadaan dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu
Jalan dari
Bambu
7.7.
Pasangan Batu
DIVISI 8.
PENGEMBALIAN KONDISI DAN
PEKERJAAN MINOR
8.1.
Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
8.2.
Marka Jalan Termoplastik (3 mm)
8.3.
Patok Pengarah
8.4.
Patok Kilometer
8.5.
Patok Hektometer
DIVISI 10.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
10.1.
Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
10.2.
Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
10.3.
Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan
10.4.
Pemeliharaan Rutin Jembatan
Dengan
penanganan tersebut diharapkan dapat memperbaiki kerusakan jalan pada ruas
jalan Peningkatan Jalan Kunduran - Ngawen - Blora Kab. Blora .
Gambaran
Umum Pekerjaan
a.
Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan Peningkatan Jalan Sidoharjo - Gabugan - Gemolong berdasarkan
gambar rencana berada di Kabupaten Sragen. Gambar Citra Lokasi Pekerjaan
sebagai berikut :
Karakteristik Wilayah Lokasi Pekerjaan merupakan
dataran dengan kelerengan rendah dan berada di kawasan Perkotaan sehingga Aksesibilitas
menuju lokasi pekerjaan sangat mudah.
a.
Substansi Pekerjaan
Sesuai dengan nama Pekerjaan yaitu Peningkatan
Jalan Sidoharjo - Gabugan - Gemolong, substansi pekerjaan adalah pekerjaan
konstruksi jalan. Rincian pekerjaan didasarkan Bill of Quantity atau Daftar
Kuantitas yang tertuang dokumen pengadaan akan mengacu pada ketentuan tentang
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Bina Marga. Berdasarkan kuantitas atau volume
pekerjaan, Rincian pekerjaan dikelompokkan ke dalam pekerjaan Pokok dan Pekerjaan
Minor/Penunjang. Pekerjaan Pokok terdiri dari Pekerjaan Drainase, Pekerjaan
pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan, dan Pekerjaan Aspal. Rincian Pekerjaan
Pokok dituangkan pada Tabel berikut :
No.
Mata
Pembayaran
|
Uraian
|
Satuan
|
Perkiraan Kuantitas
|
a
|
b
|
c
|
d
|
MATA PEMBAYARAN UMUM
|
|||
DIVISI 1. UMUM
|
|||
1.2
|
Mobilisasi
|
LS
|
1.00
|
1.8 (1)
|
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
|
LS
|
1.00
|
MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA
|
|||
DIVISI 5.
PERKERASAN
BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
|
|||
5.1.(1)
|
Lapis Pondasi Agregat klas A
|
M3
|
800,00
|
5.3 (1) (a)
|
Perkerasan Beton Semen (tanpa tulangan)
|
M3
|
1.962,00
|
5.3.(3)
|
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
|
M3
|
400.00
|
DIVISI 7.
STRUKTUR
|
|||
7.3(3)a
|
Baja Tulangan U-32 Ulir (untuk perkerasan beton semen) bbbetbeton semen)
|
Kg
|
113.081.00
|
MATA PEMBAYARAN LAINNYA
|
|||
DIVISI 2. DRAINASE
|
|||
2.1.(1)
|
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
|
M3
|
312.00
|
2.2.(1)
|
Pasangan Batu dengan Mortar
|
M3
|
30.00
|
DIVISI 3.
PEKERJAAN TANAH
|
|||
3.1.(3)
|
Galian Struktur dengan Kedalaman 0 -
2 meter
|
M3
|
49.00
|
3.1.(7)
|
Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
|
M3
|
9.00
|
3.1.(8)
|
Galian Perkerasan Berbutir
|
M3
|
23.00
|
3.2.(2a)
|
Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
|
M3
|
1.164,70
|
3.3.(1)
|
Penyiapan Badan Jalan
|
M2
|
1,290.00
|
DIVISI 7.
STRUKTUR
|
|||
7.1.(7).a
|
Beton mutu sedang, fc’ 20 MPa (K-250)
|
M3
|
129.00
|
7.1.(10)
|
Beton mutu rendah, fc’= 10 MPa (K-125)
|
M3
|
20.00
|
7.3.(1)
|
Baja Tulangan U24 Polos
|
Kg
|
6.350.00
|
7.3.(1)(a)
|
Baja Tulangan U24 Polos (untuk perkerasan beton)
|
Kg
|
6,118.00
|
7.6.(1) a
|
Pengadaan dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu Jalan
Jalan dari
|
M2
|
654.00
|
7.9.(1)
|
Pasangan Batu
|
M3
|
72.00
|
Sedangkan Pekerjaan minor / Pekerjaan Penunjang dan
Pekerjaan pendukung dituangkan pada Tabel berikut :
DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN
MINOR
|
|||
8.1.(5)
|
Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
|
M3
|
23.00
|
8.4.(1)
|
Marka Jalan Termoplastik (3 mm)
|
M2
|
376.00
|
8.4.(6a)
|
Patok Kilometer
|
Buah
|
1.00
|
8.4.(6b)
|
Patok Hektometer
|
Buah
|
13.00
|
DIVISI 10.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
|
|||
10.1.(2)
|
Pemeliharaan
Rutin Bahu Jalan
|
LS
|
1.00
|
10.1.(3)
|
Pemeliharaan
Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
|
LS
|
1.00
|
10.1.(4)
|
Pemeliharaan
Rutin Perlengkapan Jalan
|
LS
|
1.00
|
10.1.(5)
|
Pemeliharaan
Rutin Jembatan
|
LS
|
1.00
|
.
Gambar Teknis
Gambar teknis terdiri 2 bagian, yaitu gambar
Situasi dan Gambar Tipikal. Gambar Situasi memberi informasi mengenai Titik
Awal dan Titik Akhir pekerjaan serta dimensi bangunan Jalan. Sedangkan Gambar
tipikal memberi informasi potongan melintang Jalan dan beserta lapisan-lapisan
yang digunakan pada perkesaan Jalan atau lebih dikenal dengan sebutan cross
Section. Gambar Rencana yang merupakan dasar bagi pembuatan gambar kerja
ditunjukkan pada bagian akhir dokumen teknis ini.
II.
METODE PENYELESAIAN
Tahapan
penyelesaian pada paket Peningkatan Jalan Kunduran - Ngawen - Blora Kab. Blora adalah sebagai berikut :
1.
PCM ( Pre Construction Metting )
Setelah
adanya perjanjian kontrak kemudian dilakukan rapat untuk menyamakan persepsi
antara penyedia jasa dan direksi, tentang hal – hal yang berkaitan dengan
proyek yang akan dilaksanakan.
2.
Mobilisasi Alat dan Personil
Penyedia
jasa memulai pekerjaan dengan mobilisasi alat dan personil, bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan.
Uraian Tugas Personil Penyedia Jasa Konstruksi
Kebutuhan personil
utama dan kebutuhan personil pendukung lapangan wajib dipenuhi oleh penyedia
jasa, agar Quantity, Quality dan metode kerja dapat tercapai sesuai
dengan jadwal dan waktu pelaksanaan yang telah disepakati.
Adapun
personel yang ditugaskan dilapangan adalah sebagai berikut :
1.
General Superintendent
2.
Quantity Engineering
3.
Quality Control
4.
Pelaksana
5.
Administrasi
Dan
tugas dari masing-masing personel adalah :
1.
General Superintendent
Tugas :
·
Memimpin
dan mengendalikan kegiatan proyek agar efisien dan efektif mencapai hasil
optimal dari segi kualitas dan pencapaian laba
·
Memahami
seluruh aspek teknik pekerjaan dan berperan aktif membina sumber daya sesuai
dengan kebutuhan proyek
·
Membina
keamanan dan menciptakan ketenangan kerja di lingkungan proyek dan masyarakat
sekitarnya
·
Menganalisa
kebutuhan material, tenaga kerja, peralatan dan overhead, serta menyusun jadwal
kebutuhannya
·
Membuat
Rencana Mutu Kontrak
Tanggungjawab :
·
Bertanggungjawab
atas kelancaran kegiatan proyek sejak masa persiapan hingga penyerahan
·
Bertanggungjawab
atas pelaksanaan tertib administrasi internal, data material, data peralatan,
data keuangan termasuk penagihan dan data pendukungnya
·
Bertanggungjawab
atas pengendalian mutu hasil pekerjaan di proyek
Wewenang :
·
Memutuskan
strategi pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan pengendalian mutu proyek
·
Menyetujui
pengeluaran-pengeluaran langsung yang diperlukan kegiatan Proyek.
2. Quantity Engineer
Tugas dan Tanggungjawab :
1.
Setiap
saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality
Engineer
untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium.
2. Melakukan
pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi pekerjaan
konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera kepada Site
Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai dokumen kontrak.
3. Semua hasil
pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site Engineer pada hari
itu juga.
4. Secara terus
menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil pengukuran,
perhitungan kuantitas dan sertiflkat pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran
terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen
kontrak.
5. Bersama-sama
kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang kegiatan konstruksi,
keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan
yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran
dilapangan, Kejadian-kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan formulir
laporan standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan/dikirim kepada Site
Engineer dan Satuan Kerja Fisik tiap hari setelah selesai kerja.
6. Melakukan
pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua pekerjaan harian (day
work), termasuk membuat catatan mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan
yang digunakan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
7. Mengevaluasi
prosedur kerja yang diajukan oleh Kontraktor dan evaluasi hasil pekerjaan
(performa pekerjaan) dilapangan.
8.
Membantu
Site
Engineer
mengadakan pengukuran akhir secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah
diselesaikan yang mutunya memenuhi syarat.
Wewenang :
·
Berhak
menolak apabila pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Quality Control
Tugas dan
Tanggungjawab:
·
Memastikan
operasional proyek berjalan dengan menggunakan standar yang sudah baku, serta
diakui secara nasional maupun internasional.
·
Memberikan
saran dan masukan teknis dan non teknis tentang proses operasional proyek.
·
Mengontrol
proses operasional proyek agar berjalan sesuai degnan aturan dan tidak
melanggar rambu-rambu yang sudah disepakati.
·
Menyiapkan
/ men-support dokumen administrasi dan pendukung berupa : Berita Acara layak
pakai, Berita Acara Penerimaan Barang, Surat Pengiriman Barang / DO, Berita
Acara Installasi, Invoice/tagihan, dll) yang menyangkut operasional proyek
selama pekerjaan berjalan.
·
Melakukan
monitoring terhadap kemajuan proyek.
·
Melakukan
proses penagihan.
·
Dibantu
team teknis membuat laporan kemajuan pekerjaan.
·
Membantu
Proyek Manager dan para Koordinator dalam menyiapkan perangkat monitoring
pekerjaan, pelaporan, Berita Acara dan lain lain.
4. Pelaksana Lapangan
Tugas dan
Tanggungjawab:
·
Melaksanakan
instruksi / program kerja yang bersifat teknis & bertanggung jawab
mengawasi dan mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan
agar sesuai dengan yang telah ditetapkan
·
Melaporkan
kepada Site Manager apabila terjadi kesalahan atau kejanggalan dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan
·
Melaporkan
hasil kerja harian, mingguan maupun bulanan
Wewenang :
Mengajukan kepada Site Manager permintaan
pemakaian bahan, peralatan, personel dan biaya penunjang untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan
5. Administrasi
Tugas dan
Tanggungjawab:
·
Membuat
permintaan dana untuk setiap periode yang ditentukan.
·
Membuat
laporan penerimaan dan pengeluaran kas proyek setiap periode yang ditentukan.
·
Menyiapkan,
meminta bukti pembayaran.
Wewenang :
·
Mengambil
dan mengeluarkan dana untuk keperluan proyek sesuai persetujuan.
·
Mengajukan
laporan kas.
STRUKTUR
ORGANISASI
BAGAN ALIR TUGAS DAN WEWENANG PERSONIL
3.
Pembuatan
Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium.
Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi lapangan maupun pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk kantor maupun tempat rapat antara direksi lapangan, pengawas lapangan.
Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan dan aman, serta tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis.
Pembuatan Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun rencana pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
4.
Pembuatan
Papan Nama Proyek.
Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas, berisikan Data pekerjaan tersebut.
5.
Pengukuran Awal
Pengukuran
dilakukan untuk menentukan titik awal dan titik akhir pekerjaan, serta
menentukan titik-titik yang berkaitan dengan pekerjaan – pekerjaan yang ada
dalam paket pekerjaan tersebut.
6.
Rekayasa Lapangan
Rekayasa Lapangan
dilakukan Penyedia Jasa bersama-sama dengan
Direksi, Survey ini dilaksanakan untuk mencari dan mengetahui data-data
akurat dilapangan yang berkaitan erat dengan design yang ada dan juga berhubungan
dengan volume-volume pekerjaan.
7. Manajemen Lalu Lintas
Manajemen lalu lintas akan dilaksanakan dengan
sebaik mungkin supaya meminimalis kecelakaan dan mengutamakan keselamatan lalu
lintas manajemen lalu lintas ini meliputi :
·
Rambu dan marka akan terpasang
dengan baik
·
Mengengendalian arus lalu lintas dengan menaruh petugas pengatur lalu
lintas disetiap titik pelaksanaan pekerjaan.
8.
Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja
LINGKUP
PEKERJAAN
Bagian
ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3l) dalam pelaksanaan pekerjaan.
PEDOMAN
DAN STANDAR
1.
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
2.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987
tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
3.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.
No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Nasional
4.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KESELAMATAN
KERJA
1.
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas
keselamatan dan keamanan pekerja,
material dan peralatan teknis serta konstruksi.
2.
Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan
melengkapi dengan perlengkapan keselamatan kerja
seperti safety line, rambu - rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain - lain.
3.
Wajib menjamin keselamatan
tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan
memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku (Jamsostek).
4.
Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
5.
Setiap pekerja diwajibkan menggunakan
sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi
harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO)
berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok
las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja
dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
6.
Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan
pekerja.
7.
Membuat tempat penginapan di
lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak
diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
8.
Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan danmengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban korban kecelakaan itu.
PROSEDUR
OPERASI STANDAR (SOP) KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
1.
Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2.
SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3.
Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur
Keselamatan, Ditjen Bina Marga, Direktur Prasarana
Ditjen Bina Marga, PPK, dan Konsultan.
MATRIK
PROGRAM K3
1.
Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini
dilaksanakan setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja
proyek
2.
Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk
sosialisasi dan pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan
Lingkungan selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1
minggu sekali
3.
Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di
seluruh lingkungan proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
4.
Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting
dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas
permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana tindak
lanjut untuk memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi
serta langkah-langkah pencegahannya.
5.
Safety Health and Environmental Audit Program ini
dilaksanakan insidental bertujuan untuk melakukan audit
terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek
terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
6.
Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap
seluruh komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja
mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat
7.
Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan
setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan,
kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.
III.
URAIAN PEKERJAAN
UTAMA
Untuk memperoleh Hasil pekerjaan yang tepat waktu
dan tepat mutu, urutan Pelaksanaan pekerjaan harus diatur dengan baik.
Pengaturan urutan pekerjaan diperlukan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan yang
dapat dilakukan secara simultan/berkesinambungan maupun pekerjaan-pekerjaan
yang dapat dilakukan secara parallel/berbarengan. Berdasarkan Substansi
Pekerjaan urutan Pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1. Mobilisasi
2.
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
3. Galian Perkerasan
beraspal tanpa cold milling machine
4. Pekerjaan Galian Perkerasan Berbutir
5. Penyiapan Badan Jalan
6. Lapis pondasi agregat kelas A
7. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus
8. Baja Tulangan U-32 Ulir (untuk perkerasan
beton semen)
9. Baja Tulangan U-24 Polos (untuk perkerasan
beton)
10. Perkerasan Beton
Semen (tanpa tulangan)
11. Timbunan Pilihan
Dari Sumber Galian
12. Pekerjaan Drainase
13. Pengadaan dan Pemasangan Dinding Penahan Bahu
Jalan
14. Beton mutu rendah, fc’= 10 MPa (K-125)
15. Baja Tulangan U24 Polos
16. Baja Tulangan U32 Ulir
17. Beton mutu sedang, fc’ 20 MPa (K-250)
18. Pasangan Batu
19. Pekerjaan Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
20. Marka Jalan Termoplastik (3 mm)
21. Patok Kilometer
22. Patok Hektometer
Untuk
urutan pekerjaan digambarkan dalam bagan alir seperti berikut :
1.
Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
Pada awal pelaksanaan kegiatannya
juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling
Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada perkerasan lama.
Metoda kerja dari pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
·
Sebelum melakukan pekerjaan harus
dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
·
Permukaan hotmix digali
dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan
alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
·
Sisa hasi galian dibersihkan dengan
menggunakan Air Compressor.
·
Selanjutnya tanah bekas galian dimuat
kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
·
Hasil galian dirapihkan oleh
sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.
-
Galian Perkerasan Berbutir
Galian Galian Perkerasan Berbutir
harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan
pada paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan
bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan
alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya adalah sebgai berikut :
·
Asumsi pekerjaan secara manual.
·
Faktor pengembangan bahan adalah
1,20.
·
Bahan yang digunakan : tidak ada
bahan yang dipergunakan.
·
Alat yang digunakan : penggalian
menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan roda dorong
dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck kap. 3-4 m3.
Metoda
pelaksanaannya sebagai berikut :
Sebelum
melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan diserahkan
kepada direksi untuk diketahui dan disetujui
Tanah
digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong
dan roda dorong.
Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan selama 14 (empat belas) hari kalender
2.
Lapis Pondasi
Agregat Kelas A
Lapis
pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi
kelas A adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi ini antara
lain yaitu:
-
Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya
lintang dari beban roda.
-
Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi
bawah.
-
Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
Pada proyek pembangunan jalan, material
agregat yang di pakai sama yaitu batu pecah yang sudah di olah dengan mesin
stone cruser dan gradasi atau ukuran di buat sama sesuai spesifikasi yang di
butuhkan untuk pembuatan pondasi jalan raya. Pada pekerjaan pondasi jalan raya
di bagi menjadi dua segmen yaitu meliputi pekerjaan perkerasan lapis pondasi
agregat kelas A 20 cm, selanjutnya pekerjaan pondasi
atas yang di sebut juga perkerasan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal
20 cm. Pada proyek pembangunan jalan material agregat lapis pondasi di
datangkan langsung dari base camp. Gambar material pondasi dapat di
lihat di bawah. Pada proses pekerjaan lapis pondasi terdiri dari
penghamparan material, pemadatan, penyiraman dan yang terakhir uji CBR.
Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Agregat Lapis Pondasi A
§ Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi
setelah proses angkut menggunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca tidak
mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan harus
dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah
kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (modified)
yang ditentukan oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material
agregat lapis pondasi menggunakan Motor Grader. Setelah material sudah rata
sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di
padatkan menggunakan alat pemadat vibratory roller.
§ Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh
beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil dan
pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat berkurangnya
rongga udara. Tujuan
pemadatan dapat tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan,
pemilihan mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau
passing yang
sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai
alat pemadat vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu
di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang agak berlubang
atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara manual agar
mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material
di hamparkan secara merata yaitu di padatkan dengan compactor setelah agak
merata kemudian di siram air secara merata dengan menggunakan water tank dengan
kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah di
padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi dengan vibratory
roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan,
karena dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan
terpadatkan dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga
udara di dalamnya.
§ Uji CBR
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan
standard dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum.
Perkerasan jalan harus memenuhi 2 syarat, yaitu :
1.
Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat
untuk Memikul berat kendaraan yang akan memakainya.
2.
Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan
keausan dari roda-roda kendaraan, juga terhadap air dan hujan. Bila perkerasan
jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya secara keseluruhan, maka jalan tersebut akan mengalami penurunan dan
pergeseran, baik
pada perkerasan jalan maupun pada tanah dasar. Akibatnya jalan tersebut akan
bergelombang besar dan berlobang-lobang, sampai pada akhirnya rusak sama
sekali. Sedangkan kalau perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat,
maka permukaan jalan mengalami kerusakan yaitu berupa lobang-lobang kecil dan
pada akhirnya akan bertambah banyak dan bertambah besar sampai perkerasan jalan
menjadi rusak secara keseluruhan. Jadi untuk menilai kekuatan dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk
menentukan tebal lapisan perkerasan dipergunakan percobaan CBR.
Nilai CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar
untuk penentuan tebal lapisan dari suatu perkerasan. Kekuatan tanah dasar tentu
banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin kecil
kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti
bahwa sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk
mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai
rendah itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah
dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang
constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar air keseimbangan.
Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil
percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Gambar 6.6 alat uji CBR menggunakan Field cbr test
set (cbr lapangan)
§ Uji Sand Cone
Sand cone test
adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir Ottawa
sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat kering,bersih,keras,tidak
memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui kepadatan dari suatu tanah di
lapangan dengan berat isi kering laboratorium. Gambar proses tes kepadatan
lapangan menggunakan alat sand sone. Dari proses uji CBR dan Sand Cone apabila
di dapat data tidak sesuai spesifikasi maka akan di lakukan perbaikan lapis
agregat pondasi atau pemadatan ulang.
Dibawah ini urutan gambar proses pekerjaan lapis pondasi agregat kelas
A sampai terakhir pengujian CBR dan sand
cone.
Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan selama 42 (empat puluh dua) hari kalender
3. Lapis
Pondasi Bawah Beton Kurus
Tujuan
penghamparan lantai kerja beton mutu rendah K-100 ini adalah sebagai
alas dan perata untuk penghamparan Perkerasan Beton f’c = 25 MPa (K-300).
Alat :
·
CONCRETE
MIXER 0.3-0.6 M3
·
WATER
TANKER 3000-4500 L.
·
Algilator
Truck
·
Batching
Plant
Bahan :
·
Semen
·
Pasir
·
Agregat
Kasar
·
Begisting
Pelaksanaan
pekerjaan
·
Agregat,
semen dan air dicampur sehingga menghasilkan mutu beton minimal K-100
dan memenuhi persyaratan dalam Spesifikasi Teknik.
·
Pemakaian
ukuran agregat dipilih sesuai dengan kebutuhan Lantai
kerja beton K-100
dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
·
Lapis
beton K-100 sebagai lantai kerja untuk leveling course akan
dituang dalam cetakan baja atau kayu secara cut off sreing, dalam paket ini
dengan tebal 5 cm.
·
Sambungan
memanjang berjarak sekurang-kurangnya 20 m dari sambungan memanjang pekerasan
beton yang akan dihampar diatasnya.
·
Beton mutu K-100 sebagai lantai kerja akan dicampur,
diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan sesuai dengan sesuai dengan
persyaratan dalam Spesifikasi Teknik.
·
Setelah
pengecoran lantai kerja beton mutu K-100 maka akan diuji kerataannya dengan
panjang mal tidak kurang dari 1,8 m
·
Lantai kerja beton mutu K-100 segera dirawat, setelah finishing
tidak kurang dari 7 hari, perawatan tersebut yaitu dengan cara menutup
permukaannya dengan plastik sampai lapisan berikutnya dihampar atau seluruh
permukaan disemprot merata dengan white pigmented curing compound atau seluruh
permukaan disemprot merata kontinyu dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan.
·
Direncanakan
beton mutu rendah K-100 diambil
Batching Plant WIKAN BETON Dengan volume pekerjaan beton
mutu K-100
sebanyak 346 m³ maka dengan
perencanaan pengiriman Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus perhari ± 6-7 m³, direncanakan
pekerjaan dapat selesai dalam waktu 42 hari.
4. Baja Tulangan U24 Polos dan Baja
Tulangan U32 Ulir
Pekerjaan
ini meliputi penyiapan dan pemasangan baja tulangan, untuk beton yang sesuai
dengan Spesifikasi Teknik dan Gambar Rencana atau Petunjuk Pengguna
Barang/Jasa. Besi tulangan
ini dipasang pada perkerasan beton semen (beton Rigid). Semua jenis Baja
Tulangan baik Tulangan U24 Polos maupun U32 Ulir juga dipergunakan pada
pembesian pekerjaan Saluran dan Drainase yang menggunakan beton semen.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 63 (enam puluh tiga) hari kalender
Bahan
·
Besi
Beton
·
Kawat
Bendrat
·
Besi tulangan U24 polos dan U32 ulir
Pelaksanaan Pekerjaan
·
Besi tulangan memanjang dan melintang yang diberi
tumpuan tul kaki penyangga disiapkan dan dipasang sesuai dengan gambar rencana, selanjutnya dipasang baja tulangan yang telah dipotong (dowel dan tiebar)
sesuai dengan gambar rencana dan
persilanganya diikat kawat bendrat.
·
Untuk baja tulangan dowel, setengah dari panjang dowel
dibungkus dengan pipa pvc menyesuaikan dimensi baja tulangan dowel.
5.
Perkerasan Beton
Tanpa Tulang
Perkerasan
jalan beton tanpa tulangan juga dikenal dengan nama jalan beton semen biasa
dengan sambungan namun tanpa tulangan yang berfungsi untuk kendali retak. Dalam
proses perkerasan jalan beton tanpa tulangan maka ada bahan-bahan yang
dibutuhkan yaitu:
·
Semen
yang dibutuhkan haruslah berupa semen Portland jenis I, II atau III yang sesuai
dengan AASTHO M85. Kemudian juga sangat disarankan untuk hanya menggunakan satu
produk dari satu pabrik yang sama dalam satu proyek tersebut. Tidak disarankan
menggunakan produk campuran dari berbagai pabrik karena dikhawatirkan akan
menghasilkan campuran yang berbeda.
·
Bahan
berikutnya adalah air yang benar-benar bersih dan tidak mengandung berbagai
bahan seperti garam, minyak, gula, asam, bahan organic atau alkali. Nantinya
air yang akan digunakan juga perlu diuji terlebih dahulu dan harus sesuai
dengan standard yang sudah ditetapkan oleh AASTHO T26. Atau bisa juga
menggunakan air yang layak minum jika tanpa melalui proses pengujian terlebih
dahulu.
Untuk
bahan campuran lainnya baik komposisi atau pun proporsinya harus yang sudah
sesuai dengan yang ditetapkan pada BS CP 114. Sebelum dibuat dalam kapasitas
beton yang besar maka perusahaan
pembuat atau kontraktor harus melakukan uji coba terlebih dahulu.
Tahapan uji coba harus dibuat dengan menggunakan alat-alat yang juga akan
digunakan saat proyek sudah berjalan. Untuk menghasilkan beton yang kuat maka
setiap campuran dan bahan harus ditakar terlebih dahulu. Jangan menggunakan
prinsip kira-kira karena sangat fatal.
Untuk
proses pencampuran maka beton harus dicampur dengan menggunakan mesin khusus
yang sudah diatur sehingga didapatkan campuran yang merata. Saat proses
pencampuran harus dilengkapi dengan tangki khusus air dan alat ukur yang
terbukti akurat. Pertama kali saat mencampur maka alat harus diisi dengan
agregat dan juga semen sesuai dengan takaran.
Kemudian
mesin dinyalakan terlebih dahulu sebelum menambahkan air di dalamnya. Jangan
lupa waktu pencampuran air juga harus dihitung sehingga hasilnya baik. Untuk
jalan beton tanpa tulangan memiliki skema perhitungan idealnya sendiri yang
berbeda dengan jalan dengan tulangan atau sambungan. Oleh sebab itu perhitungan
dan pengujian sangat dibutuhkan dan dijalankan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 56 (lima puluh enam) hari kalender
6.
Pengadaan dan
Pemasangan Dinding Penahan Bahu Jalan
Pemasangan dinding penahan tanah dilakukan dengan
menggunakan tenaga manusia.
Penyusunan batu harus sesuai dengan volume yang
sudah ditentukan, batu dipecah terlebih dahulu sesuai dengan dengan ukuran yang
diinginkan, setelah itu batu disusun dengan rapih, selah-selah yang diantara
susunan batu ditutup dengan campuran semen dan pasir.
·
Bekisting :
-
Material yang dipergunakan
sesuai dengan spesifikasi teknis.
-
Dipabrikasi di los kerja
kemudian dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasang sesuai dengan gambar kerja.
-
Bekisting dibongkar setelah
umur beton cukup dan/atau setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
·
Pekerjaan Plat Beton Bawah
K 125 :
-
Beton yang dipergunakan
adalah beton dengan mutu K-125 atau mutu yang disyaratkan sesuai spesifikasi
teknis.
-
Pengecoran akan
dilaksanakan setelah seluruh komponen diperiksa seperti stek-stek tulangan
untuk pekerjaan berikutnya dan lainnya.
-
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 42 (empat puluh dua) hari kalender
7. Penyiapan Badan Jalan
Pekerjaan ini
meliputi Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan
tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Pondasi
Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah
atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat
perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan
Pengembalian Kondisi. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan motor grader
dengan meratakan permukaan kemudian dipadatkan vibratory roller.
Pekerjaan ini juga
meliputi :
-
Menentukan
kepadatan kering maximum dan OMC untuk setiap jenis tanah.
-
Melakukan
percobaan lapangan untuk menentukan alat, jumlah lintasan dan kadar air tanah
pada waktu pemadatan dalam rentang OMC – 3 s/d OMC + 1
-
Pemeriksaan
kepadatan lapangan pada setiap lapis, pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi
Teknis.
-
Pemeriksaan
Dimensi : kerataan, elevasi, dan kemiringan.
Alat yang
digunakan untuk pekerjaan ini :
-
Vibratory roller
-
Alat bantu lainnya
Bahan yang digunakan :
-
Tidak ada bahan
Tenaga :
-
Pekerja
-
Mandor
-
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 14 (empat belas) hari kalender
8.
Pasangan Batu
Pekerjaan ini termasuk
galian dan membuang
hasil galian ke
disposal area Penggalian berupa
galian sesuai penampang saluran sehingga tercapai dimensi danelevasi sesuai
gambar kerja yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Peralatan yang
digunakan adalah excavator
untuk menggali dan
memuat, dump truck
untuk mengangkut material hasil
galian. Disposal Area
akan ditentukan disekitar
lokasi pekerjaan atau pada
daerah lain atas
persetujuan Direksi. Lokasi
yang diambil diusahakan tidak
mengganggu lingkungan
Uraian
Kerja :
·
sebelum
pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu. Kedalaman galian sesuai
dengan gambar pelaksanan. Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang
dan semen. Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen. Material
tersebut dicampur menggunakan concerte mixer dan diberi air. Komposisi campuran
pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi.
Alat
·
Concrete
mixer
·
Alat
bantu : sekop, pacul, sendok semen, ember cor, gerobak dorong, benang dan water
pass
·
Tenaga
·
pekerja
dan
·
mandor
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 56 (lima puluh enam) hari kalender
9.
Timbunan Pilihan
dari Sumber Galian
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan
ini meliputi pembersihan dan pembongkaran areal lokasi borrow pit, penggalian,
pemuatan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang
diperoleh dari borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan
timbunan pilihan dan bagian lain dari pekerjaan tersebut sebagaimana
tercantum dalam gambar dan spesifikasi pekerjaan.
URAIAN PELAKSANAAN
-
Pekerjaan dimulai dengan
malakukan survey lokasi borrow pit. Material tanah di borrow
pit rencana tersebut diuji apakah memenuhi spesifikasi sebabai bahan timbunan.
Bila tidak memenuhi, maka dicari lokasi borrow pit yang memenuhi spesifikasi.
-
Setelah didapatkan borrow pit yang tepat,
dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah pada area tersebut. Pekerjaan
penggalian tanah ini menggunakan alat excavator.
-
Untuk mengangkut material tanah dari
borrow pit digunakan dump truck.
-
Di lokasi proyek, tanah dibongkar dan
dihampar menggunakan motor grader. Penghamparan tanah dilakukan selapis demi
selapis horizontal dengan tebal yang sama dan dengan lebar sesuai dengan
ketentuan dari Konsultan Pengawas dan sesuai dengan garis, kelandaian, penampang
melintang dan ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
-
Lapisan tanah gembut (sebelum dipadatkan)
tidak lebih dari 20 cm.
-
Setelah dihampar, tanah dipadatkan menggunakan
vibratory roller hingga mencapai kepadatan yang disyaratkan.
-
Sebelum pekerjaan pemadatan tersebut,
kontraktor melakukan percobaan untuk memastikan besarnya kadar air optimum dan
mengetahui hubungan antara jumlah lintasan alat pemadatan dan kepadatan yang
diperoleh dengan tanah sejenis itu.
-
Material timbunan yang tidak mengandung
kadar air memadai ditambah kadar airnya dengan cara disiram mendekati kadar air
pemadatan. Untuk penyiraman ini menggunakan water tanker.
-
Sedangkan material timbunan yang
mengandung kadar air yang melebihi kadar air yang diperlukan untuk mencapai
kepadatan maksimum, dikeringkan terlebih dahulu hingga mendekati kadar air
pemadatan sebelum digunakan dalam timbunan.
-
Pengeringan material yang basah dilakukan
dengan cara dijemur dan diaduk-aduk secara merata.
-
Penentuan Lokasi Borrow Pit Galian di
Borrow Pit Pengangkutan Ke Lokasi Proyek Selesai Mulai Penghamparan dan
Pemadatan Tanah
Alat yang
digunakan untuk pekerjaan ini adalah :
-
Wheel
loader
-
Dump
truck
-
Motor
grader
-
Vibro
roller
-
Water
tank truck
-
Alat
bantu lainnya
Bahan yang
digunakan :
-
Timbunan
pilihan
-
Material
lainnya
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender
10. Pekerjaan Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran
Air
Uraian Kerja :
Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
Selanjutnya Excavator menuangkan hasil galian
kedalam dump truck.
Dump truck membuang material hasil galian keluar
lokasi jalan.
Sekelompok pekerja akan merapikan
hasil galian dan sekelompok lagi merapikan tanah hasil galian apabila lokasi
bukan peruntukan untuk penampungan tanah.
Alat
- excavator,
- dump truck dan
- alat bantu (sekop, keranjang, sapu)
Tenaga
- pekerja dan
- mandor
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 14 (empat belas) hari kalender
11. Beton mutu sedang fc’ = 20 Mpa (K250)
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat
pada saluran) untuk jalan masuk. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
·
Agregat Kasar dipilih sedemikian
sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara
baja tulangan dengan kayu acuan.
·
Beton K-250 dilaksanakan untuk plat
deker (pada saluran).
·
Bahan material yang digunakan adalah
agregat kasar, agregat halus dan air.
·
Lokasi
pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
Tahap pelaksanaan
- Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
- Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.
- Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pmbesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan kedalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
- Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
- Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
- Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
- Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
- Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
Tenaga:
- Pekerja Biasa
- Tukang
- Mandor
Bahan:
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
- Bekisting
- Paku
Peralatan:
- Batching Plant
- Truck Mixer
- Conc. Vibrator
- Water Tanker
- Alat Bantu
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 49 (empat puluh sembilan) hari kalender
12. Pasangan
Batu dengan Mortar
Pekerjaan ini
adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar pada daerah yang
sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan Direksi
Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.
a. Pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan cara manual.
b. Pekerja merapihkan
tepi saluran, lalu memasang mal dari papan, yang selanjutnya semen, pasir dan
air dicampurkan menjadi mortar dengan alat concrete mixer dan dituang ke dalam
mal, Lalu dilanjutkan dengan pemasangan batu.
c. Setelah selesai
pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan dengan plasteran.
d. Pelaksanaan
Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan spesifikasi teknik.
Alat yang
digunakan :
·
Concrete
mixer
·
Alat
bantu
-
Pacul
-
Sekop
-
Sendok
semen
-
Ember
cor
-
Gerobak
dorong
-
Benang
dan water Pass
Tenaga yang
dibutuhkan :
·
Pekerja
·
Tukang
batu
·
Mandor
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 21 (dua puluh satu) hari kalender
PENGEMBALIAN
KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
1.
Campuran Aspal
Panas
Pekerjaan ini
mencakup pengadaan lapisan padat yang awet untuk lapis perata, lapis
pondasi atau lapis campuran aspal yang terdiri dari agregat dan bahan
aspal yang dicampur di AMP, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut
diatas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan.
Alat yang dikerahkan :
1.
AMP
+ Laboratorium
2.
Whell
Loader
3.
Dump
Truck
4.
Asphalt
Finisher
5.
Tandem
Roller
6.
Pneumatic
Tire Roller
Material yang
dikerahkan :
1. Aspal
2. Agregat
Kasar
3. Agregat Halus
4. Filler
5. Kerosin
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 21 (dua puluh satu) hari kalender
2.
Marka Jalan
Termoplastik
Pemasangan Marka
jalan sangat penting sekali untuk meningkatakan kenyamanan dan keamanan dalam
berkendara, ketika jalan sempit dengan lalulintas padat, keberadaan marka jalan
sangan membantu sekali agar pengendara tetap berada dijalunya masing-masing.
Manfaat keberadaan marka jalan juga dapat kita rasakan ketika kita berkendara
pada ruas satu jalur dengan dua arah.
Selain itu Ketika
hujan deras keberadaan marka jalanlah yang membatu pengendara agar tetap pada
jalurnya masing. berikut tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan marka jalan.:
1. Pengadaan Bahan
dan Alat
·
Ajukan
persetujuan material sesuai gambar dan speksifikasi.
·
Cek
dan amati ulang kesiapan alat.
·
Cat
yang digunakan berwarna putih atau kuning seperti dalam gambar dan memenuhi
spesifikasi
·
Setelah
jenis material yang akan digunakan disetujui secara tertulis, lakukan pengadaan
material dengan jumlah sesuai kebutuhan.
2. Permohonan Ijin
Design Sesuai Gambar
·
Ajukan
gambar shopdrawing sesuai design rencana.
·
Setelah
gambar shopdrawing disetujui secara tertulis, segera lakukan pekerjaan
persiapan marka jalan.
3. Pekerjaan
Persiapan
·
Sebelum
penandaan atau pengecatan dilakukan, pastikan bahwa permukaan perkerasan jalan
bersih, kering, dan bebas dari bahan yang berminyak dan debu.
·
Untuk
pembersihan perkerasan dengan marka jalan lama, dilakukan dengan grit blasting
(pengausan dengan bahan berbutir halus) agar tidak menghalangi kelekatan
lapisan cat baru.
4. Pengecatan
Marka Jalan
·
Pastikan
penandaan marka jalan pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan
yang presisi.
·
Pengecatan
dilakukan dengan mesin yang mampu menghasilkan suatu lapisan yang rata dan
seragam dengan tebal minimum 1,5 mm dan dengan suhu 204 – 218 °C.
·
Taburkan
segera Butiran kaca (glass bead) diatas permukaan cat, kadar 450 gram/m2.
·
Lindungi
marka yang masih basah dari lalu lintas sampai marka tersebut kering dan bisa
untuk dilalui.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 21 (dua puluh satu) hari kalender
3.
Patok Pengarah,
Patok Kilometer, Patok Hektometer
Pekerjaan
ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan. Patok
pengarah terbuat dari beton dengan mutu K-250.
Metode
kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·
Sebelum
melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
·
Areal
patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana
kedalaman patok.
·
Patok
yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar
patok dapat berdiri dengan benar.
·
Pengecatan
patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
·
Penyelesaian
dan perapihan setelah pemasangan.
Pekerjaan ini
meliputi Pengadaan, pengangkutan, dan pemasangan Patok Pengarah / Patok
Kilometer/Patok Hektometer
Tahapan Pelaksanaan
·
Membuat
shop drawing, metode pelaksanaan dan membuat request Patok Pengarah / Patok
Kilometer/Patok Hektometer.
·
Pengadaan
Patok Pengarah / Patok Kilometer / Patok Hektometer sesuai shop drawing
·
Pemasangan
Patok Pengarah / Patok Kilometer / Patok Hektometer dengan jarak dan jumlah
sesuai shop drawing. Semua patok harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan
ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa patok tersebut
tertanam kuat di tempatnya, terutama selama pengerasan (setting) beton.
·
Semua
patok harus diberi satu lapis cat dasar (primer), satu lapis cat bawah
permukaan dan satu lapis akhir sebagai lapis permukaan sesuai shopdrawing.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 21 (dua puluh satu) hari kalender
-
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
1)
Pemeliharaan Bahu
Jalan
Pekerjaan pemeliharaan rutin
harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat bahu jalan,
pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang mengganggu
fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang mencakup
pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu
jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan
pemeliharaan rutin. Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar
menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis
Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender
2)
Pemeliharaan Rutin
Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan
Pemeliharaan rutin selokan
dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan sedemikian rupa
sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Periode Pelaksanaan.
Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas
dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak
dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan
semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas dan segera
setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti mengalir.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut ketentuan dalam Seksi 8.3 dari Spesifikasi ini.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut ketentuan dalam Seksi 8.3 dari Spesifikasi ini.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender
3)
Perlengkapan Jalan
Pekerjaan pemeliharaan harus
mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman
dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali
huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan atau garutan
pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan. Penyediaan
rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik
pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka
jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu
lintas dan harus dibayar secara terpisah menurut Seksi 8.4 dari Spesifikasi
ini.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender
4)
Pemeliharaan
Jembatan
Pekerjaan
pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur
dan pelaporan semua kondisi komponen utama dari struktur maupun pembersihan
saluran dan lubang drainase, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan
ekspansi, perletakan dan komponen logam lain yang peka terhadap karat dan
pembuangan akumulasi sampah dan/atau tanah sedimen atau endapan yang diakibatkan
oleh banjir pada saluran air. Perbaikan, pengembalian kondisi dan penggantian
beton, komponen baja atau kayu yang rusak pada struktur jembatan, pengecatan
kembali fbaja struktur atau baja lainnya atau struktur kayu, penggantian bahan
pada lantai struktur, dan perbaikan dan pengembalian kondisi setiap lapisan
aspal di atas lantai struktur yang rusak tidak boleh dimasukkan ke dalam
pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan. Pekerjaan pengembalian kondisi dan
perbaikan seperti itu harus dibayar menurut Seksi lain yang berkaitan dari
Spesifikasi ini
Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan;
·
Semua
tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya dibuang dengan
rapi;
·
Semua
lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari
sampah-sampah yang menyumbatnya.
·
Semua
dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran
dan air.
·
Semua
sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran
sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
·
Semua
permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian
hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses korosi.
·
Semua
lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran
harus dijaga bersih dari sampah supaya air dapat mengalir bebas, sehingga
terhindar dari limpahan air pada perletakan, dudukan perletakan dan rembesan
melalui sambungan atau retak-retak.
·
Paku,
baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai
jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan yang lewat.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari kalender
Pengukuran
dan Pembayaran
Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua kompensasi Penyedia Jasa untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim
untuk pekerjaan pemeliharaan rutin perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan dan jembatan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Mata
Pembayaran lump sum harus dibayarkan kepada Penyedia Jasa dengan angsuran
bulanan berikut ini:
1. Pemeliharaan dan
Pengaturan Lalu lintas ( traffic Management )
Pada prinsipnya
selama pelaksanaan pekerjaan / masa konstruksi, jalan existing yang ada harus
tetap bisa berfungsi dengan baik sehingga tidak menggangu pengguna jalan. Pada
daerah ( ruas jalan fungsional ) penanganan agar tidak mengganggu
pengguna jalan perlu di lakukan hal-hal sebagai berikut :
-
Membuat
rambu-rambu pengaman dan petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti.
-
Memberikan
lampu penerangan yang cukup pada malam hari.
-
Menempatkan
petugas pengatur lalu lintas , dan melakukan koordinasi dengan petugas terkait.
-
Membuat
jalan darurat (pengalihan lalu lintas sementara ) jika jalan existing tidak
memungkinkan untuk dilalui selama pelaksanaan proyek atau dengan mencarikan
jalan peralihan. sehingga lalu lintas tetap aman dan lancar.
-
Pengaturan
segmen pengecoran sehingga jalan masih berfungsi selama proses pengerjaan
sampai beton mencapai umur.
Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan selama 1095 (seribu Sembilan puluh lima) hari
kalender
Setelah masa
pemeliharaan yaitu selama 1095 hari kalender telah selesai, dan dianggap sudah
tidak ada perbaikan kerusakan yang harus di tangani lagi, maka diadakan
pemeriksaan lapangan terakhir antara pihak penyedia jasa dengan pihak pengguna
jasa yang diwakili oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) beserta Tim
Penerima Hasil Pekerjaan (TPHP) didampingi dengan Pengawas Lapangan.
Apabila dalam hal
pemeriksaan tersebut di rasa masih harus diadakan perbaikan, maka pihak
kontraktor masih harus membenahi kekurangan/ kerusakan agar mendapatkan hasil
yang lebih baik. Akan tetapi jika dalam pemeriksaan terakhir sudah tidak ada
lagi pembenahan kerusakan, maka diadakan Serah Terima Hasil Pekerjaan ke dua
(FHO) yang kemudian dituangkan dalam Berita Acara penyerahan terakhir dan di
lanjutkan dengan pembayaran sisa Retensi dari Jaminan Pemeliharaan kepada
Kontraktor sebesar 5%.
IV.
URAIAN PEKERJAAN
PENUNJANG
1.
Mobilisasi
Pekerjaan Mobilisasi dibagi atas
mobilisasi/mendatangkan dan demobilisasi atau mengembalikan/memulangkan
Personil/tenaga kerja dan peralatan .
Personil yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini sebagaimana dinyatakan dalam dokumen pengadaan adalah :
a. Penanggung Jawab Teknis sebanyak 1 (satu) orang
b. Tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebanyak 1 (satu) orang
Peralatan yang dimobilisasi untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan ini terbatas pada peralatan yang disyaratkan dalam
dokumen pengadaan. Pelaksanaan mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan akan dilakukan bertahap sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan terkait. Peralatan yang akan dimobilisasi dan
jadwal mobilisasi alat ditunjukkan pada tabel berikut ::
Bahaya K3 yang diidentifikasi pada pekerjaan
mobilisasi dan demobilisasi adalah Kerusakan fasilitas umum dan kecelakaan lalu
lintas. Pengendalian Terhadap resiko yang timbul dalam upaya mencapai sasaran
K3 adalah :
-
Pengemudi (Supir) memiliki Lisensi (SIM) yang
sesuai
-
Instruksi Khusus Pemindahan alat dan Mengemudi
Kendaraan
-
Penggunaan Alat Pelindung diri seperti Safety
shoes, masker debu, rompi keselamatan, Helm
2.
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas merupakan upaya pengaturan lalu
lintas agar tidak menimbulkan kemacetan atau gangguan pada mobilitas masyarakat
pengguna jalan. Untuk maksud tersebut Penyedia Jasa (Kontraktor) menyiapkan perlengkapan
keselamatan jalan selama periode konstruksi berupa rambu yang jelas dan terbaca
oleh Pengguna Jalan baik dari bentuk maupun penempatannya. Selain itu, dibuat
rencana kerja manajemen lalu-lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait. Untuk menjamin terlaksananya Pekerjaan
manajemen dan Keselamatan Lalu lintas, maka dibentuk Kelompok kerja pengatur
lalu-lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur dan flagman
Pengalihan arus lalu-lintas dilakukan berdasarkan persetujuan PPK dan pihak
terkait.
1. Bahaya yang timbul dalam kaitannya dengan K3, sangat kecil karena
fungsinya adalah mengatur kelancaran lalu lintas.
2. Membuat jembatan penyeberangan sementara bagi pengguna jasa yang tinggal
di seberang aliran sungai dan memasang rambu keselamatan pada titik awal dan
akhir jembatan sementara.
3. Mengalihkan arus kendaraan agar tidak terjadi kemacetan yang panjang
serta meminimilasir terjadinya kecelakaan akibat jalan bergelombang atau dalam
perbaikan.
4. Memasang lampu tanda peringatan bahaya di malam hari pada titik-titik
rawan kecelakaan.
5. Bekerja sama dengan instansi dan institusi sekitar dalam menjaga
keamanan selama proses pelaksanaan pekerjaan.
3.
Pengendalian Waktu Pelaksanaan dan Antisipasi Cuaca
Setelah dilakukan penandatangan Kontrak, SPMK dan SPL kami akan melakukakan
drop material di lokasi pekerjaan.
Apabila dalam pelaksanaan tidak memenuhi target jadwal pelaksanaan, akan
kami mengejar ketertinggalan progres pekerjaan dengan cara penambahan personil, alat dan jam kerja.
Untuk pekerjaan Perkerasan Jalan Beton kami akan membuat tenda, sehingga
apabila terjadi hujan beton yang belum kering akan terlindungi.
V.
PENUTUP
Pada bab ini kami akan menguraikan beberapa
kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas tata
letak fasilitas dan sarana pada proyek, khususnya untuk proyek high rise
building di kota besar. Kesimpulan yang diambil dan saran yang diberikan
berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan hasil analisa layout
fasilitas dan sarana pada proyek yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.
KESIMPULAN
Untuk optimalisasi
kinerja pekerjaan konstruksi, dengan tujuan mencapai hasil kerja yang efektif
dan efisien di segala bidang, harus sudah dimulai sejak pekerjaan persiapan,
salah satunya adalah perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek ( site
plan / site installation ).
SARAN
Berdasarkan
analisa yang telah dilakukan, secara umum penulis memberikan saran tentang hal
- hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan sarana
proyek yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, antara lain :
1.
Bagaimanapun
kondisi proyek, sebisa mungkin kontraktor harus mampu menata seluruh fasilitas
dan sarana secara tepat sehingga kinerja pelaksanaan proyek dapat berlangsung
efektif dan efisien.
2.
Menempatkan semua
fasilitas proyek pada lahan tak terpakai, sehingga tidak menganggu pelaksanaan
proyek.
3.
Menempatkan semua
sarana proyek pada posisi yang strategis, agar dapat menjangkau seluruh area
kerja yang diperlukan dan dapat mendukung metode pekerjaan konstruksi yang
telah dipilih.
4.
Karena sifatnya
yang sementara, maka sebisa mungkin bangunan fasilitas proyek dibangun dengan
konstruksi yang semurah mungkin dan dapat digunakan berulang kali untuk
berbagai proyek.
5.
Dalam pembuatan
dan penempatan seluruh fasilitas dan sarana proyek harus memperhatikan faktor
keamanan dan keselamatan penggunanya.
Sragen, 01 Februari 2018
Dibuat oleh :
PT. WIKANANDARU MULTI LAKSANA
Komentar
Posting Komentar